Bapanas Ungkap 84 Kabupaten/Kota Jual Telur Ayam di Atas Harga Acuan
JAKARTA, iNews.id - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan 84 Kabupaten/Kota menjual telur ayam di atas Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) Rp27.000 per kg.
"Harga telur yang terpaut sedikit di atas HAP atau di kisaran Rp27.001 per kg sampai dengan Rp29.999 per kg terdapat di 84 Kabupaten/kota. Sedangkan, mayoritas atau sebagian besar harga telur saat ini berada di kisaran Rp30.000 per kg sampai dengan Rp34.999 per kg," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, di Jakarta, Senin (22/5/2023).
Dia mengungkapkan, harga ini tidak terlepas dari biaya input/pakan saat ini serta naiknya biaya distribusi ke wilayah non produsen.
Menurut dia, keseimbangan harga di peternak, pedagang, dan konsumen tetap menjadi tujuan dari upaya stabilisasi harga telur yang saat ini digenjot Bapanas.
“Poinnya, kita dorong agar harga pakan turun dan stabil sehingga peternak bisa menurunkan harga jualnya sesuai HAP, lalu kita siapkan stanby buyer melalui BUMN pangan untuk menyerap harga yang baik, dan di hilir kita siapkan program bantuan pangan agar harga telur terkendali dan wajar,” ungkap Arief.
Dia menambahkan, berdaaarkan data Bapanas ada 66 kabupaten/kota yang mematok harga telur ayam di bawah HAP.
Senada, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) pun mengungkapkan bahwa harga telur dipasaran terus merangkak naik. Adapun berdasarkan catatan IKAPPI, harga telur di Jabodetabek sudah dikisaran Rp31.000-34.000 per kg, di luar jawa atau wilayah timur Rp 38.000 per kg bahkan ada yang menjual lebih dari Rpu 40.000 per kg.
Menurut Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, faktor kenaikan harga telur ini disebabkan oleh harga pakan yang tinggi dan distribusi yang tidak sesuai sasaran.
"Harga telur mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir dan ada dua hal yang kami temukan yang pertama adalah karena faktor produksi, faktor produksi ini disebabkan oleh harga pakan yang tinggi, dan proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang biasanya di distribusikan ke pasar tetapi banyak pihak yang melakukan pendistribusian diluar pasar atau permintaan diluar pasar sehingga supply dan demand di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," ujar Reynaldi.
Editor: Jeanny Aipassa