BBM Satu Harga Bertambah 17 Titik, Menteri ESDM: Tantangan Akses Energi Berkeadilan Masih Besar
JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan tantangan untuk mewujudkan akses energi berkeadilan melalui program BBM Satu Harga masih cukup besar.
Menurut dia, dengan target hingga 583 lembaga penyalur BBM Satu Harga hingga Tahun 2024, setidaknya dibutuhkan 80 hingga 100 titik penyalur BBM Satu Harga per tahun, yang tersebar di daerah terdepan, terluar, dan terpencil (3T), serta pedesaan.
“Jadi masih diperlukan 80–100 titik per tahun, ini perlu upaya keras dan tentunya dengan tantangan penyaluran yang tidak mudah ke wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal. Tapi ini harus dilakukan karena ini adalah niat dan tugas mulia, bagaimana masyarakat di daerah 3T dapat menikmati kesetaraan dan BBM berkualitas dengan harga terjangkau. Ini adalah wujud sila ke-5 Pancasila,” ujar Arifin, saat meresmikan secara serentak 17 titik penyalur BBM satu harga, pada Kamis (16/9/2021).
Peresmian 17 titik BBM satu harga yang dipusatkan di SPBU 56.83515, Desa Aik Bukaq, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis (16/9/2021).
Ke-17 Titik BBM Satu Harga yang diresmikan masing-masing satu titik di Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat, kemudian 2 di Kalimantan Tengah, 2 di Papua, dan 7 di Kalimantan Barat.
Hadir dalam acara peresmian 17 titik BBM Satu harga tersebut, Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, Erika Retnowati, Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Mulyono, serta Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Alfian Nasution,
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, dalam peresmian tersebut mengungkapkan Program BBM Satu Harga yang dimulai pada 2017, adalah salah satu butir Nawa Cita dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni membangun Indonesia dari daerah 3T, serta pedesaaan, dalam kerangka Negara kesatuan.
Menurut Arifin, ketersediaan energi yang terjangkau sangat penting untuk mendorong produktifitas dan perekonomian masyarakat di daerah, termasuk di daerah 3T dan pedesaan.
“Kami apresiasi Pertamina karena secara bertahap dan konsisten melaksanakan Program BBM Satu Harga serta kepada BPH Migas yang terus mengawal program ini, 17 titik BBM Satu Harga terbaru ini tentu bisa menjadi pendorong agar kerja sama Pertamina dengan ESDM dan BPH Migas bisa ditingkatkan lagi sehingga masyarakat di pelosok bisa mendapatkan BBM dengan harga yang wajar,” kata Arifin dalam sambutannya.
Selain menjaga ketersediaan energi dengan harga yang terjangkau, Arifin juga mendorong Pertamina untuk memproduksi BBM berkualitas untuk menurunkan tingkat emisi yang berpengaruh besar terhadap lingkungan.
“Ini perlu edukasi berkelanjutan, bagaimana memanfaatkan energi secara efisien dan memilih energi yang tepat dengan tingkat emisi yang baik, ini menjadi penting karena berpengaruh terhadap lingkungan dan Kesehatan,” tutur Arifin.
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, mengatakan bahwa sesuai amanat dalam Perundang-undangan, BPH Migas mempunyai tugas untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan pengangkutan Gas Bumi di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut dia, BPH Migas juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan dan menjamin penyaluran energi terutama ketersediaan BBM yang terjangkau di seluruh pelosok negeri.
Dia menjelaskan, pada Juni 2021, serentak 27 titik BBM Satu Harga diresmikan di Pontianak. Kemudian pada hari ini, 17 titik lembaga penyalur diresmikan, sehingga total sudah 44 titik BBM Satu Harga terbangun dari target 76 penyalur di tahun 2021.
"Kami harap Pertamina untuk dapat mengakselerasi pembangunan lembaga penyalur BBM Satu Harga sehingga target kita bersama dapat tercapai,” kata Erika.
Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Mulyono, mengatakan peresmian 17 titik BBM Satu Harga tersebut merupakan wujud peran aktif Pertamina dalam mewujudkan peningkatan perekonomian dan pemerataan akses energi berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia.
“Pada hari ini, telah resmi beroperasi 293 titik BBM Satu Harga yang dikelola Pertamina tersebar di 112 kabupaten di Indonesia, 62 kabupaten di antaranya di wilayah 3T," ujar Mulyono.
Dia menjelaskan, dengan adanya penambahan lembaga penyalur tersebut, diharapkan Pertamina dapat berperan langsung dalam meningkatkan pelayanan penyediaan energi yang berkeadilan serta dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat di daerah 3T.
Sementara Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Alfian Nasution, turut menyampaikan dengan tambahan titik BBM Satu Harga yang diresmikan ini, pada tahun 2021 Pertamina Patra Niaga telah mengoperasikan 44 titik BBM Satu Harga dengan target di akhir tahun 76 titik lembaga penyalur.
“Tantangannya sangat berat, terutama dalam mekanisme moda transportasi yang digunakan dalam pengiriman BBM, tidak jarang kami perlu mengkombinasikan 2-3 moda transportasi dengan waktu tempuh yang juga sangat lama, juga tantangan geografis, cuaca, serta keamanan," ungkap Alfian.
Meski demikian, lanjutnya, Pertamina Patra Niaga berkomitmen menjalankan penugasan ini sebagai bentuk dukungan Pertamina Patra Niaga terhadap program BBM berkeadilan pemerintah, ini sejalan dengan program perusahaan yakni Go Retail, yakni program pemerataan energi yang terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Editor: Jeanny Aipassa