BCA Kantongi Laba Bersih Rp29 Triliun hingga Semester I 2025, Naik 8 Persen
JAKARTA, iNews.id - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA dan entitas anak mencatatkan kinerja keuangan yang impresif pada semester I 2025. Laba bersih perseroan tumbuh 8 persen secara tahunan (yoy) mencapai Rp29 triliun. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan solid pada kredit, pendanaan, serta volume transaksi perbankan.
BCA membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,9 persen secara tahunan yoy menjadi Rp959 triliun per Juni 2025. Pertumbuhan ini didukung oleh penyaluran kredit di berbagai segmen, di samping terjaganya kondisi likuiditas perseroan.
Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong menuturkan, pertumbuhan kredit BCA menunjukkan hasil positif di berbagai segmen, mulai dari korporasi, UMKM, hingga konsumer. Adapun, penyelenggaraan BCA Expoversary 2025 turut menopang kinerja pembiayaan pada paruh pertama 2025.
"BCA senantiasa menyalurkan kredit secara pruden, mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan disiplin dalam menerapkan manajemen risiko. Kami berterima kasih atas kepercayaan seluruh nasabah, dukungan pemerintah, otoritas, serta para pemangku kebijakan sehingga BCA dapat melalui semester pertama 2025 dengan baik,” ujar Hendra dalam konferensi pers BCA semester I 2025, Rabu (30/7/2025).
Kemudian, kredit korporasi BCA menunjukkan pertumbuhan 16,1 persen yoy mencapai Rp451,8 triliun per Juni 2025. Kredit komersial juga naik 12,6 persen yoy menjadi Rp143,6 triliun, sementara kredit UKM meningkat 11,1 persen yoy hingga Rp127 triliun.
Pada segmen konsumer, pertumbuhan juga terlihat signifikan. Ditopang pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 8,4 persen menjadi Rp137,6 triliun, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) 5,2 persen mencapai Rp65,4 triliun, total pertumbuhan kredit konsumer mencapai 7,6 persen yoy hingga Rp226,4 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tumbuh 9,4 persen yoy mencapai Rp23,4 triliun.
Kualitas pinjaman BCA tetap solid, tercermin dari rasio loan at risk (LAR) yang membaik menjadi 5,7 persen pada semester I 2025, dari 6,4 persen pada tahun sebelumnya. Rasio non performing loan (NPL) terkelola di level 2,2 persen. Pencadangan NPL dan LAR pun memadai, masing-masing 167,2 persen dan 68,7 persen.
BCA juga menunjukkan komitmen pada aspek ESG (Environmental, Social, and Governance). Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 21,1 persen yoy menyentuh Rp239,7 triliun per Juni 2025, setara 24,9 persen dari total portofolio pembiayaan. Ini termasuk penyaluran kredit kendaraan bermotor listrik sekitar Rp3,2 triliun per Juni 2025.
Berbagai program inisiatif juga diluncurkan, seperti program Kredit Multiguna Usaha Kartini dengan bunga spesial mulai 3,21 persen eff. p.a. untuk perempuan pengusaha atau usaha dengan mayoritas karyawan perempuan. Pada segmen komersial dan UKM yang bergerak di Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan sektor pendidikan, BCA juga menawarkan bunga spesial untuk kredit produktif.
Total dana pihak ketiga (DPK) BCA naik 5,7 persen yoy menyentuh Rp1.190 triliun per Juni 2025. Dana giro dan tabungan (CASA) secara konsolidasi berkontribusi sekitar 82,5 persen dari total DPK, tumbuh 7,3 persen mencapai Rp982 triliun.
Frekuensi transaksi yang diproses BCA menunjukkan peningkatan signifikan, naik 17 persen yoy pada semester I 2025, tumbuh 3,5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan frekuensi transaksi ini ditopang oleh transaksi mobile dan internet banking yang naik 19 persen yoy.
Aplikasi myBCA terus dikembangkan, dengan inovasi terbaru berupa integrasi portofolio saham dan obligasi di BCA Sekuritas ke dalam aplikasi tersebut. Selain itu, terdapat penambahan mata uang Won Korea Selatan pada Poket Valas myBCA, sehingga kini tersedia 17 mata uang asing.
"Sebagai bentuk apresiasi bagi nasabah, BCA kembali menghadirkan program Gebyar Hadiah BCA yang berlangsung pada 15 April – 31 Juli 2025. BCA berkomitmen terus menghadirkan inovasi dan memperluas cakupan produk dan layanan sesuai kebutuhan nasabah,” ucap Hendra.
Pencapaian kinerja laba BCA di paruh pertama 2025 didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga dan pendapatan selain bunga. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) mencapai Rp42,5 triliun, tumbuh 7 persen yoy. Pada saat yang sama, pendapatan selain bunga naik 10,6 persen yoy menjadi Rp13,7 triliun.
Total pendapatan operasional mencapai Rp56,2 triliun, naik 7,8 persen YoY. Rasio cost to income (CIR) juga membaik menjadi 29,1 persen, turun dari 30,5 persen pada tahun sebelumnya.
Editor: Aditya Pratama