Bendungan Karian Diresmikan, Suplai Air untuk Irigasi hingga Jadi Pengendali Banjir
JAKARTA, iNews.id - Bendungan Karian di Kabupaten Lebak, Banten, memiliki manfaat besar untuk masyarakat sekitar. Penahan laju air ini pun didesain menjadi bendungan terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jatiluhur dan Jatigede.
Bendungan Karian diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada, Senin (8/1/2024). Kepala Negara menuturkan, bendungan itu memberikan manfaat bagi masyarakat Banten, DKI Jakarta, dan sebagian kecil di Jawa Barat (Jabar).
“Bendungan ini menjadi salah satu bendungan terbesar yang kita bangun dan ini akan memberikan manfaat di Provinsi Banten serta di Provinsi DKI Jakarta dan sebagian kecil di Provinsi Jawa Barat,” kata Jokowi dikutip, Selasa (9/1/2024).
Jokowi mencatat, Bendungan Karian memberi manfaat irigasi bagi 22.000 hektare sawah yang berada di Kota Tangerang, Jakarta Barat dan Kabupaten Bogor. Tidak hanya itu, bendungan juga bermanfaat bagi pengendali banjir di Kabupaten Serang dan Kecamatan Rangkasbitung.
Lalu, bendungan ini juga berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang menghasilkan listrik 1,8 MW. Proyek yang menggunakan dana hibah dari Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Korea Selatan (Korsel) dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) menjadi langkah positif pemerintah untuk mengelola air dan energi.
Tercatat, Bendungan Karian memiliki area genangan seluas 1773 hektare (Ha) dengan daya tampung bruto sebesar 314,7 juta meter (m) dan daya tampung efektif sebesar 207,48 juta m.
Selain itu, Bendungan Karian juga memiliki beberapa manfaat di antaranya, dapat menjadi suplesi untuk Daerah Irigasi (DI) Ciujung seluas 22.000 Ha, penyedia air baku untuk Kabupaten Lebak, Kota dan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan DKI Jakarta sebesar 9,1 m/detik. Bahkan, sebagai pasokan air baku untuk Kota Cilegon serta Kabupaten Serang sebesar 5,5 m/detik.
Manfaat lain adalah sebagai pengendali banjir dengan kemampuan reduksi sebesar 657,5 m/detik serta berpotensi menjadi pembangkit energi listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) sebesar 1,8 MW.
Selain itu, diharapkan bendungan ini juga dapat menjadi destinasi wisata air dan argo ekonomi untuk masyarakat setempat.
Sebagai informasi, proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp1,8 triliun ini dikerjakan secara joint operation bersama DAELIM (Korea Selatan) dengan porsi 51 persen. Dimana, PT Waskita Karya Tbk sebanyak 22 persen dan PT Wijaya Karya Tbk 27 persen.
Editor: Aditya Pratama