Berdiri di Tengah Sawah, Begini Penampakan Stasiun Kereta Cepat Karawang
KARAWANG, iNews.id - Salah satu dari empat stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berlokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Stasiun ini merupakan pemberhentian pertama KCJB dari Jakarta sebelum Stasiun Padalarang dan Stasiun Tegalluar di Kabupaten Bandung, sebagai pemberhentian terakhir.
Stasiun seluas 19.000 meter persegi ini dibangun di tengah area persawahan tepatnya di Desa Wanasari, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang.
Tiga bulan menjelang beroperasi, berbagai sudut stasiun dua lantai ini mulai memasuki tahap finishing. Menurut informasi resmi dari Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pembangunan Stasiun Karawang per hari ini, Rabu (17/5/2023) mencapai 92 persen.

Berdasarkan pantauan iNews.id di lokasi, Rabu (17/5/2023), berbagai kompartemen dan ruangan di area lantai 1 stasiun sudah terbentuk. Hanya stiker pelindung kusen-kusen konstruksi yang belum dibuka. Sejumlah pekerja terlihat memasang beberapa panel pelapis konstruksi utama.
Di lantai 1 terdapat area ticketing, ruang tunggu dan area komersial. Nantinya akan ada tenant-tenant kuliner dan kafe. Selain itu, akan ada pula ruang tunggu VIP, fasilitas ruang laktasi dan beberapa toilet termasuk toilet bagi difabel.
Sementara itu, peron di lantai 2 sudah seluruhnya berlapis keramik baik di sisi arah Jakarta maupun di sisi arah Bandung.
Beberapa titik telah ditandai sebagai lokasi pemasangan kursi tunggu bagi penumpang. Kursi-kursi ini akan dipasang dalam waktu dekat.
Layar-layar navigasi dan informasi pun telah terpasang meski belum dinyalakan.
Masing-masing sisi peron memiliki satu akses naik dan satu akses turun melalui tangga dan lift.
Terdapat total empat lajur rel yang ada di Stasiun Kereta Cepat Karawang. Lajur paling kiri dan paling kanan untuk jalur perjalanan kereta cepat. Tampak dari adanya bebatuan kricak atau ballast sebagai penahan getaran terhadap rel di kedua lajur tersebut.
Sementara itu, dua lajur di tengah untuk parkir atau lintasan darurat. Bantalannya ditopang beton tanpa bebatuan sebagai ballast.
Diketahui, listrik di salah satu stasiun proyek strategis nasional (PSN) ini telah dinyalakan oleh PLN setelah sebelumnya memanfaatkan penerangan sementara selama masa konstruksi.
Editor: Aditya Pratama