Beroperasi Maret 2019, Yuk Intip Perkembangan Stasiun MRT Jakarta
JAKARTA, iNews.id - Proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sebentar lagi selesai. Moda transportasi massal itu ditargetkan bisa digunakan masyarakat pada tahun depan.
PT MRT Jakarta selaku kontraktor proyek menyebut, progres pembangunannya sudah mencapai 97,52 persen. Kemudian, bagaimana perkembangan proyek itu? Berikut laporan wartawan iNews.id saat berkesempatan melihat langsung di stasiun MRT Dukuh Atas yang berada di bawah tanah (underground) sekitar 24 meter dari jalan.
1. Akses Masuk
Stasiun Dukuh Atas bisa diakses lewat dua pintu masuk, yaitu gerbang utara dan gerbang selatan yang keduanya berlokasi di sepanjang Jalan Tanjung Karang setelah putaran balik Jalan Kendal dari Jalan Blora, Jakarta Pusat.
Direktur Utama MRT Jakarta William Syahbandar mengatakan, putaran balik (Jalan Kendal) dan Jalan Tanjung Karang rencananya akan ditutup untuk kendaraan, baik roda dua maupun roda empat dan hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Hal ini untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna MRT.

Selain itu, di sekitar gerbang juga akan dibuat taman. Stasiun MRT Dukuh Atas juga akan terhubung dengan Stasiun BNI City yang menjadi tempat kereta bandara Soekarno-Hatta dan Halte Transjakarta Dukuh Atas.

Gerbang masuk stasiun MRT nantinya akan menggunakan gerbang otomatis untuk mengurangi angka antrian. Sistem pembayaran tersebut nantinya akan diintegrasikan dengan moda transportasi lain seperti KRL dan Transjakarta.

2. Lobi utama
Setelah memasuki gerbang, pengguna turun ke bawah dan bertemu lobi utama stasiun. Willy mengatakan, lobi tersebut hampir rampung.
Desain lobi terlihat modern dengan atap menggunakan bahan kayu glossy. Lobi ini akan menjadi plaza, sehingga akan ada banyak toko-toko ritel. Lobi utama in akan menjadi pusat interaksi penumpang MRT.

Untuk membuat penumpang semakin nyaman, stasiun bawah tanah dipenuhi dengan AC, jadi pengguna tidak perlu khawatir kepanasan meski berada di bawah tanah.
3. Akses Menuju Peron
Dari lobi, penumpang harus turun lagi dengan tangga untuk memasuki peron kereta. Di area ini, terlihat eskalator yang sudah selesai dipasang dan siap untuk digunakan. Namun, rencananya esklator hanya diperuntukkan untuk pengguna yang hendak keluar.

Peron stasiun sudah hampir selesai dan hanya tinggal membutuhkan sentuhan-sentuhan akhir saja. Nuansa peron terlihat elegan dan modern seperti stasiun-stasiun bawah tanah di negara lain.

Petunjuk informasi seputar MRT misalnya, sudah menggunakan papan digital. Bahkan, peron di MRT lebih canggih karena ada pintu otomatis seperti halte Transjakarta. Pintu ini dirancang agar dapat terbuka ketika kereta berhenti dengan pas, sehingga jangan khawatir saat membawa anak kecil.

4. Lift
Stasiun MRT juga menyediakan lift yang dikhususkan untuk penumpang prioritas, seperti lansia, penyandang difabilitas, ibu hamil, dan ibu membawa balita. Dengan begitu, penumpang prioritas tidak perlu kesulitan mengakses kereta yang berada di bawah tanah.

Sudah tidak sabar menggunakan RT? Rencananya, transportasi yang menghubungkan mulai Stasiun Lebak Bulus sampai dengan stasiun Bundaran HI, akan beroperasi pada Maret 2019.
Soal tarif, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang membahasnya. Yang jelas, tarif MRT Jakarta dengan total panjang 16 kilometer tidak sampai Rp15.000 untuk sekali perjalanan.
Editor: Rahmat Fiansyah