Bertahan Hadapi Situasi Ekonomi Global, Siapa e-Commerce Nomor Satu Pilihan Penjual?
JAKARTA, iNews.id - Resesi global nampaknya menjadi isu yang kian hangat di telinga pelaku bisnis, terlebih di awal 2023 ini. Masalah ekonomi tersebut melahirkan beragam tantangan hingga pengaruh yang signifikan terhadap beberapa sektor industri, salah satunya e-commerce.
Demi menghadapi rintangan tersebut, para pegiat e-commerce pun melakukan berbagai upaya dengan mengatur ulang strategi bisnis mereka. Hasilnya, e-commerce kini bukan hanya sekadar menjadi tempat belanja online bagi pembeli, tetapi juga wadah strategis untuk mendukung para penjual.
Lantas, di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu ini, siapa e-commerce nomor satu yang paling unggul dan menjadi pilihan favorit penjual?
Dalam dua tahun terakhir, transformasi digital bergerak dengan cepat. Semakin banyak masyarakat yang beralih ke online platform, bersamaan dengan meningkatnya layanan digital yang terintegrasi.
Penjual pun semakin mengoptimalkan ranah digital, seperti platform e-commerce, sebagai salah satu strategi utama dalam berjualan. Bukan tanpa alasan, kemudahan dan keunggulan yang ditawarkan platform e-commerce meliputi fleksibilitas atau kemudahan untuk mengakses kapan saja dan dimana saja, jangkauan yang luas, serta berbagai aspek lainnya mulai dari hulu ke hilir.
Berdasarkan Riset Katadata Insights Center bertajuk ‘MSME Study Report: Peran Marketplace bagi UMKM’, mengungkapkan bahwa sebanyak 77 persen pelaku usaha menyatakan marketplace membantu memasarkan produk, sehingga mereka bisa bertahan dan berjualan di masa pandemi.
Sementara itu, 72 persen menyatakan terdapat banyak program promo, 69 persen menilai marketplace aman untuk bertransaksi, dan 66 persen mengaku mudah untuk digunakan. Pada riset yang sama, sebanyak 82 persen pelaku usaha memilih Shopee sebagai marketplace untuk berjualan online, jauh melampaui pemain-pemain e-commerce lainnya, seperti Tokopedia (64 persen), Bukalapak (28 persen), Lazada (22 persen), Blibli (15 persen) dan lainnya (9 persen).
Keunggulan dan manfaat langsung yang dirasakan oleh penjual menjadi dasar untuk para e-commerce terus berinovasi dan menggali potensi terhadap aspek-aspek yang dapat mendukung penjual dalam meningkatkan penjualan.
Adapun indikator konsiderasi penjual meliputi beberapa hal, dimana pada survei yang sama, ditegaskan bahwa sebagian besar penjual UMKM mulai berjualan di marketplace karena menilai platform online praktis dan bisa menjalankan usaha dimana saja (70 persen) dan menawarkan banyak promo serta gratis ongkir yang dapat menarik konsumen (69 persen).
Selain faktor tersebut, ada pula hal lain yang menjadi indikator konsiderasi penjual. Bukan hanya membahas mengenai medium perpanjangan tangan terhadap konsumen ataupun kampanye yang dihadirkan setiap bulannya, akan tetapi juga meliputi bantuan dari hulu ke hilir.
Selaras dengan riset Ipsos yang dilakukan pada awal 2022 bertajuk: Persaingan e-Commerce di tengah Kemeriahan Akhir Tahun, 44 persen responden menilai Shopee sebagai e-commerce yang memiliki peran terbesar dalam penyediaan edukasi, penyaluran dana, dan logistik. Diikuti oleh Tokopedia (35 persen) dan Lazada (10 persen).
Selain itu, untuk mencapai kemajuan yang besar dari segi bisnis, tidak sedikit pelaku usaha yang sudah memperluas jangkauannya ke pasar internasional. Hal ini terlihat dimana mayoritas pengguna e-commerce (55 persen) menilai Shopee sebagai platform yang memiliki andil besar dalam membantu UMKM untuk memasarkan produknya secara online dari lokal hingga ke ranah global, jauh melampaui pelaku e commerce lainnya.
Bagi pelaku usaha lokal yang sedang merintis bisnis, perputaran modal yang cepat diperlukan untuk kelancaran operasional dan produksi. Hal ini dialami oleh salah satu penjual online, Ahmad Supriadi. Dia yang merupakan mantan kernet angkot di Bandung, mengaku berhasil membangun bisnis online-nya dengan berjualan kaos dan sweater pria bernama Flower City. Pria ini banting setir berjualan online setelah mendapatkan pinjaman modal sebesar Rp400 ribu dari sahabatnya.
Bagi pengusaha dengan usia belia seperti Ahmad, perputaran modal merupakan hal paling utama agar dapat terus menjalankan bisnis, mulai dari membayar karyawan, membeli bahan, hingga membiayai kebutuhan operasional. Perputaran modal dan pencairan dana penjualan yang cepat, menjadi salah satu alasan Ahmad terus membesarkan dan memusatkan penjualan toko online-nya.
“Saya pilih jualan di Shopee karena emang jangkauannya paling luas di Indonesia dan cairin uang jualannya cepat, rata-rata hanya sehari dan kalau pilih jasa instan bahkan bisa cair dalam waktu hitungan jam aja kalau customer langsung konfirmasi pesanan diterima. Jadi modal juga muternya cepet, enak jualannya,” tuturnya.
Bisnis kaos polos Ahmad yang terus menanjak sempat menurun karena pandemi Covid-19. “Waktu awal pandemi, semua serba susah, orderan semakin berkurang dan uang saya untuk modal juga udah menipis. Dari situ saya sadar, harus mencari cara lain,” kata Ahmad.
Saat memutuskan mulai jualan online, dirinya pun mengaku telah mencoba memakai semua e-commerce. “Tapi, kebanyakan pembeli saya belanjanya di Shopee. Akhirnya saya pilih untuk fokus jualan di Shopee karena memang bagi saya sudah paling enak dan nyaman di situ, terutama aksesnya gampang lewat handphone. Sejak bergabung bersama Shopee, jumlah pesanan saya bisa mencapai lebih dari 2.000 pesanan di hari-hari kampanye besar, dengan jumlah order harian yang stabil,” ujarnya.
Selain, kemudahan yang diberikan dan perluasan jangkauan pasar, berbagai fitur inovatif yang ditawarkan juga dapat meningkatkan traffic dan konversi untuk perkembangan suatu bisnis. Saat ini, fitur inovatif menjadi salah satu aspek persaingan di antara pemain e-commerce untuk meningkatkan daya tarik pengguna, salah satunya penjual.
Melalui fitur interaktif seperti Live Shopping hingga Short Video dapat memberikan kesempatan bagi penjual untuk memiliki interaksi proaktif dengan calon pembeli, semakin memperluas jangkauan produk, meningkatkan kepercayaan konsumen hingga meningkatkan daya tarik melalui konten kreatif dan inspiratif. Keunggulan tidak hanya dirasakan oleh penjual akan tetapi mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat.
Fitur interaktif yang menjadi salah satu cara baru untuk berbelanja online telah membawa perubahan khususnya dalam kecenderungan perilaku belanja konsumen. Berdasarkan riset Ninjavan pada 2022 di Asia Tenggara yang berjudul ‘Live Selling in Southeast Asia’, Shopee (27 persen) menjadi platform e commerce yang merajai Live Streaming.
E-commerce ini unggul dari Facebook (25,5 persen), lalu TikTok (22,5 persen) yang mengikuti di belakangnya. Sementara itu, menurut data lainnya dari Snapcart pada Desember 2022 menunjukkan, sebanyak 37 persen responden mengaku menyukai Shopee Live, diikuti dengan Tiktok (30 persen), Shopee Video (23 persen), Tokopedia Play (7 persen), dan (1 persen) untuk BukaLive, LazLive dan LazadaFeed. Melihat paparan di atas, Shopee merajai fitur interaktif yang menawarkan peluang baru bagi para penjual.
Melihat berbagai faktor yang mempengaruhi konsiderasi penjual saat memilih platform e-commerce untuk berjualan serta pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Shopee masih menjadi platform e-commerce nomor satu pilihan penjual untuk berjualan online.
Hal ini khususnya dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan tidak hanya sebagai medium penghubung, tetapi juga program pendamping, serta inovasi yang mempersiapkan penjual dari memulai, berkembang, hingga membangun bisnis yang berkesinambungan.
Berdasarkan paparan di atas, tidak heran Shopee menjadi e-commerce nomor satu pilihan penjual. Hal ini didukung oleh hasil riset yang dikeluarkan Ipsos pada awal 2022 terkait Persaingan E-Commerce di Tengah Kemeriahan Akhir Tahun.
Pada riset tersebut, terungkap Shopee masih unggul menduduki peringkat pertama pada dua indikator yaitu; Indikator pangsa pasar jumlah transaksi (share of order), di mana Shopee juga berhasil mencatatkan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi dalam tiga bulan transaksi, yakni 41 persen, diikuti dengan Tokopedia (34 persen) dan Lazada (16 persen).
Selain itu, pada Indikator pangsa pasar nilai transaksi, Shopee menduduki peringkat pertama dalam mencatatkan pangsa pasar nilai transaksi terbesar, yaitu 40 persen, jauh unggul dibandingkan dengan pemain e-commerce lain, yaitu Tokopedia (30 persen) dan Lazada (16 persen).
Adu daya tarik dan strategi ini masih sangat menarik untuk diperhatikan sepanjang 2023. Di tengah situasi tersebut, para pemain e-commerce semakin bersemangat dan menggali potensi apa saja yang bisa ditawarkan terhadap penjual guna menciptakan ekosistem yang lebih matang.
Editor: Rizqa Leony Putri