Bertemu Pegawai Muda DJKN, Sri Mulyani Bahas Pesawat Tempur Salah Satu Capres

JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, membahas tentang belanja pesawat tempur dari salah satu calon presiden (capres) saat bertemu dengan pegawai muda Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). 

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam acara Commencement Day Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Muda bertajuk “Epicentrum of Young Policy Maker", di Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Baca Juga

Ekonomi Thailand Hanya Tumbuh 1,2 Persen pada Kuartal III-2025, Terlemah dalam Empat Tahun

Dalam pidatonya, Sri Mulyani mengungkapkan pegawai DJKN harus memahami betul postur APBN dan alokasinya, serta belanja untuk aset negara, mulai dari cara memperoleh hingga mengelolanya.

"Kalian semua harus memahami betul postur APBN seperti apa, alokasinya apa saja, itu ada anggaran pegawai, barang, jasa, dan belanja modal. Tapi, tentunya tidak hanya itu saja," kata Sri Mulyani.

Baca Juga

Sri Mulyani ke Lulusan STAN: Jaga Kemenkeu, Jaga Indonesia

Dia mengungkapkan, sebagian besar pegawai muda DJKN mungkin berpikir bahwa aset negara hanya berupa belanja modal, baik itu berupa gedung, jalan, satelit, pelabuhan, bandara, dan bendungan. 

Hal itu, membuat pegawai DJKN fokus mendata dan memeriksa aset-aset tersebut, padahal ada juga belanja yang jarang tersentuh. Sri Mulyani kemudian menyinggung soal belanja pesawat tempur dari salah satu calon presiden (capres).

Baca Juga

KPK Kembalikan Aset Negara Sebesar Rp166,36 Miliar pada Semester I Tahun 2023

"Ini ada sih, belanja yang jarang kalian sentuh, pesawat tempur, punyanya salah satu capres, iya kan?" ungkap Sri Mulyani.

Dia mengingatkan para pegawai muda DJKN bahwa mereka memegang peran penting sebagai pengelola aset negara dan harus bisa memperlakukan aset-aset tersebut dengan baik.

"Saya sudah berkali-kali mengatakan bahwa satu negara, dari sisi martabat dan civilizationnya ditentukan dari bagaimana mereka bisa mendapatkan aset, mengelola, dan memperlakukan aset-aset tersebut," tutur Sri Mulyani.

Editor: Jeanny Aipassa