Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Harga Bitcoin Anjlok 12 Persen dalam Sepekan, Apa Pemicunya?
Advertisement . Scroll to see content

Bitcoin Sentuh Rekor Aset Bubble Tertinggi Sepanjang Sejarah

Rabu, 13 Desember 2017 - 20:35:00 WIB
Bitcoin Sentuh Rekor Aset Bubble Tertinggi Sepanjang Sejarah
Ilustrasi (Foto: Flickr)
Advertisement . Scroll to see content

Jakarta, iNews.id – Mata uang virtual atau “cryptocurrency”, Bitcoin telah menyentuh rekor sebagai aset dengan ‘bubble’ tertinggi sepanjang sejarah. Rekor tersebut melewati tiga peristiwa ekonomi ‘bubble’ besar yaitu Tulip Bubble, South Sea Bubble, dan Mississipi Bubble yang menandai kejatuhan harga setelah melambung tinggi.

“Sensasi pasar saat ini tentang Bitcoin lebih kencang dibandingkan dengan Tulip Mania,” kata Ronald Wan, seorang bankir investasi senior dari Partners Financial Holdings Limited, yang berbasis di Hong Kong dan Shanghai, dikutip dari EJinsight, Rabu (13/12/2017).

Masalahnya, kata Ronald, Bitcoin tidak dapat diakui sebagai mata uang riil karena setidaknya tidak memiliki tiga fungsi utama mata uang yaitu media pertukaran, tempat untuk menyimpan nilai, dan sebagai unit akun. Meski begitu, sepanjang orang-orang masih mau memperdagangkannya, maka Bitcoin masih berfungsi sebagai produk investasi.

Gejolak harga Bitcoin terlalu tinggi. Harga 1 Bitcoin (BTC) sempat melewati 19.000 dolar AS pada satu titik pada Jumat lalu. Padahal, pada awal tahun ini diperdagangkan dengan harga tak lebih dari 1.000 dolar AS. Meski harga Bitcoin melonjak lebih dari lima belas kali lipat tahun ini, penurunan tajam sempat terjadi setidaknya dua kali. Mata uang virtual tersebut sempat anjlok 93 persen antara 2010 dan 2011 dan turun hingga 84 persen antara 2013 dan 2015.

Analis dari Convoy Investment, Howard Wang yang juga bekas Analis Bridgewater Associates menyatakan bahwa harga Bitcoin telah melambung 17 kali lipat pada tahun ini. Angka tersebut 64 kali lebih besar dalam tiga tahun terakhir sekaligus melampaui fenomena Tulip Mania yang terjadi pada tahun 1634 hingga 1637. Fenomena ini terjadi dimana harga bunga Tulip melonjak tajam sebelum akhirnya jatuh secara tiba-tiba.

Di Indonesia, baik pemerintah maupun bank sentral, telah mengeluarkan pernyataan keras menolak Bitcoin. Gubernur Bank Indonesia (BI) telah mengingatkan risiko Bitcoin sekaligus tidak mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran. Dia pun mengimbau masyarakat untuk memilih instrumen investasi selain mata uang virtual.

Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap agar masyarakat tidak melakukan spekulasi dengan mata uang virtual yang kini mulai dilirik sebagai suatu produk investasi.

"Bagi Indonesia, yang nampaknya sering dimunculkan karena harganya makin tinggi, ini dilirik sebagai suatu bentuk investasi. Tapi kami tidak berharap terjadi spekulasi atau 'bubble' yang kemudian bisa merugikan," ujar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengimbau masyarakat lebih bijak memilih investasi yang aman dan sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga nantinya tidak merugikan masyarakat.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut