Blue Bird (BIRD) Beri Sinyal Bagi Dividen 40 Persen dari Laba Bersih 2022

JAKARTA, iNews.id - PT Blue Bird Tbk (BIRD) memberi sinyal kuat akan membagikan dividen tahun buku 2022 untuk pemegang saham. Meski masih dalam pembahasan, manajemen perusahaan taksi itu memperkirakan besaran dividen yang akan dibagikan sebesar 40 persen dari laba bersih 2022.

Dikutip dari Buletin IDX 2nd Session Closing, Senin (13/2/2023), Direktur Utama Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono memperkirakan dividend yield yang dibagikan perusahaan untuk tahun buku 2022 tidak akan berbeda jauh dengan tahun sebelumnya. 

Baca Juga

Pasokan Sapi Langka, Pabrik Pengolahan Daging di AS Tutup

Blue Bird memiliki kebijakan pembagian dividen hingga 40 persen dari laba bersih. Meski demikian besaran dividen akan bergantung pada persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun ini.

“Dividen kira-kira yield sama seperti tahun lalu, kebijakan kami 40 persen dari profit. Itu yang kita sampaikan sebelumnya. Mudah-mudahan bisa dicapai, kita tunggu RUPS (rapat umum pemegang saham),” kata Sigit beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Catat! 9 Januari 2022, Hari Terakhir Dapatkan Dividen Interim BRI Rp8,63 Triliun

Sebagai gambaran, raihan profit Blue Bird telah mengantongi laba bersih Rp260,62 miliar hingga September 2022. Kondisi ini membalikkan posisi keuangan perseroan dari rugi Rp66,19 miliar pada kuartal III 2021.

Keuntungan tersebut, didapat dari pendapatan bersih Rp2,5 triliun yang naik 73 persen (yoy), ditopang peningkatan pendapatan kendaraan taksi 80,4 persen menjadi Rp1,97 triliun. BIRD juga berhasil meningkatkan kinerja operasional Perseroan yang terefleksi dari peningkatan EBITDA hingga 156 persen YoY. 

Baca Juga

Adaro Energy Tetapkan Kurs Dividen Jadi Rp251,28 per Saham, Kapan Dibayar?

Sedangkan untuk keuangan tahun ini, perseroan menaikkan target pendapatan di level 20-30 persen dari seluruh layanan, dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini, salah satunya diharapkan tercapai dari inovasi baru Blue Bird dalam menyediakan layanan mobilitas.

Untuk mencapai target tersebut, perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sejumlah Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun pada tahun ini. Alokasi capex tersebut naik Rp300 miliar hingga Rp800 miliar dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,2 triliun.

Editor: Jeanny Aipassa