Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BRI Gelar Apresiasi Desa BRILiaN, Wujudkan Asta Cita melalui Pemberdayaan Desa sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi 
Advertisement . Scroll to see content

BRI Bukukan Laba Bersih Rp41,2 Trilliun hingga Kuartal III 2025

Kamis, 30 Oktober 2025 - 15:05:00 WIB
BRI Bukukan Laba Bersih Rp41,2 Trilliun hingga Kuartal III 2025
Paparan Kinerja BRI Kuartal III 2025, Kamis (30/10/2025). (Foto: Dok. BRI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI membukukan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasi sebesar Rp41,23 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Angka tersebut menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp45,36 triliun.

Adapun, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik tercatat Rp40,78 triliun, sementara kepentingan non-pengendali senilai Rp453,43 miliar.

Direktur Utama BRI Hery Gunardi optimistis kinerja BRI hingga kuartal III 2025 masih on the track sesuai dengan target-target yang dicanangkan dalam RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) yang dipaparkan kepada pemerintah selaku pemegang saham pengendali.

"Jadi memang harapannya kita akan memberikan apa yang sudah kita sampaikan terkait target kinerja kepada pemegang saham. Sejauh ini sampai kuartal III ini banyak signal positif, terhadap pertumbuhan BRI," ucap Hery dalam paparan Kinerja BRI Kuartal III 2025, Kamis (30/10/2025).

Raihan laba bersih ini terjadi meskipun pendapatan bunga BBRI mengalami kenaikan 3 persen, dari Rp150,63 triliun menjadi Rp155,16 triliun. Namun, kenaikan pendapatan ini diimbangi oleh beberapa pos pengeluaran yang signifikan.

Beban bunga ikut naik 3,25 persen menjadi Rp44,16 triliun dari Rp42,77 triliun. Sehingga, Pendapatan bunga bersih (NII) hanya naik tipis 2,9 persen, dari Rp107,86 triliun menjadi Rp110,99 triliun.

Sementara itu, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) naik tajam 13,99 persen menjadi Rp33,59 triliun dari Rp29,46 triliun. Beban lainnya mencatat lonjakan paling signifikan, yaitu naik 74,7 persen menjadi Rp69,83 triliun dibanding Rp39,97 triliun.

Dari sisi penyaluran dana, BRI menunjukkan pertumbuhan solid seperti kredit tumbuh 6,26 persen, mencapai Rp1.438,11 triliun dari Rp1.353,36 triliun.

Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 8,24 persen menjadi Rp1.474,78 triliun dari Rp1.362,41 triliun. 

Dana Murah (CASA) meningkat kuat 14,11 persen, mencapai Rp997,62 triliun dengan rasio 67,65 persen dari Rp874,23 triliun. Aset BRI tumbuh 8,23 persen menjadi Rp2.123,45 triliun per September 2025.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (CKPN) juga meningkat 0,86 persen menjadi Rp80,74 triliun dari Rp80,05 triliun.

Rasio keuangan BRI per September 2025 menunjukkan kondisi likuiditas yang sehat meskipun terdapat sedikit penurunan pada rasio permodalan dan profitabilitas dibandingkan tahun sebelumnya.

Rasio permodalan, yang diukur melalui Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), tercatat sebesar 23,01 persen, turun dari 24,96 persen pada periode yang sama tahun 2024. Meskipun turun, angka ini masih jauh di atas batas minimum regulasi, menandakan permodalan bank yang tetap kuat.

Dari sisi efisiensi, rasio beban operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berada pada level 71,89 persen, sementara Cost to Income Ratio (CIR) tercatat 38,68 persen. Rasio ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pendapatan operasional BRI terserap untuk menutup beban operasional, yang mungkin menjadi salah satu faktor yang menekan profitabilitas.

Rasio profitabilitas memang menunjukkan sedikit penurunan. Return on Asset (ROA) setelah pajak tercatat 2,57 persen, dan Return on Equity (ROE) setelah pajak berada di level 16,48 persen.

Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) BRI tercatat sebesar 6,53 persen, mengindikasikan margin pendapatan bunga bersih yang cukup lebar dari aktivitas inti perbankan.

Kualitas aset tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross yang berada di angka 3,29 persen, dengan NPL net yang lebih rendah di 1,04 persen. 

Rasio ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rasio aset produktif bermasalah dan nonproduktif terhadap total aset produktif dan nonproduktif yang tercatat 2,11 persen, naik dari 2,04 persen.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut