BRICS Undang 6 Negara untuk Gabung, Ada Arab Saudi, Argentina, hingga UEA
JOHANNESBURG, iNews.id - Kelompok negara-negara BRICS telah memutuskan mengundang enam negara untuk bergabung menjadi anggota baru blok tersebut. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menuturkan, enam negara tersebut yaitu Argentina, Mesir, Iran, Ethiopia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Mengutip Reuters, kesepakatan mengundang enam negara tersebut terjadi pada Kamis (24/8/2023) waktu setempat. Enam kandidat baru akan secara resmi menjadi anggota pada 1 Januari 2024.
Hal ini merupakan langkah yang bertujuan untuk mempercepat upaya BRICS untuk merombak tatanan dunia yang mereka anggap sudah ketinggalan zaman.
“BRICS telah memulai babak baru dalam upayanya membangun dunia yang adil, dunia yang adil, dunia yang juga inklusif dan sejahtera. Kami memiliki konsensus mengenai fase pertama dari proses ekspansi ini dan fase lainnya akan menyusul,” kata Ramaphosa dikutip, Jumat (25/8/2023).
Meski begitu, perdebatan mengenai perluasan anggota BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, menjadi agenda utama pada pertemuan puncak KTT BRICS selama tiga hari di Johannesburg yang berakhir pada hari Kamis.
Walaupun seluruh anggota BRICS secara terbuka menyatakan dukungannya untuk mengembangkan blok tersebut, terdapat sejumlah perbedaan pendapat di antara para pemimpin mengenai seberapa besar dan seberapa cepat dukungan tersebut akan diberikan.
Dalam memutuskan untuk mendukung menambah anggota, yang pertama kali dalam 13 tahun terakhir, para pemimpin BRICS membuka pintu bagi perluasan anggota di masa depan karena puluhan negara lainnya menyatakan minat untuk bergabung dengan kelompok yang mereka harap dapat menyamakan kedudukan global.
Penambahan anggota ini dapat menambah kekuatan ekonomi BRICS, yang anggotanya saat ini adalah China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, serta Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan. Hal ini juga dapat memperkuat ambisinya untuk menjadi pemimpin negara-negara Selatan.
Namun, ketegangan yang sudah berlangsung lama bisa saja terjadi antara negara-negara anggota yang ingin menjadikan kelompok ini sebagai penyeimbang terhadap negara-negara Barat, terutama China, Rusia, dan sekarang Iran, serta negara-negara yang terus membina hubungan dekat dengan Amerika Serikat dan Eropa.
“Perluasan keanggotaan ini bersejarah. Ini menunjukkan tekad negara-negara BRICS untuk bersatu dan bekerja sama dengan negara-negara berkembang yang lebih luas," ucap Presiden China Xi Jinping.
Awalnya, BRICS merupakan akronim yang diciptakan oleh kepala ekonom Goldman Sachs, Jim O'Neill pada tahun 2001 (saat itu BRIC). Blok ini didirikan sebagai kelompok informal beranggotakan empat negara pada tahun 2009 dan menambahkan Afrika Selatan setahun kemudian dalam satu-satunya ekspansi sebelumnya.
Editor: Aditya Pratama