BUMN Diminta Bentuk Tim Risiko Bisnis secara Menyeluruh, Apa Tugasnya?
JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan pelat merah segera membentuk tim risiko bisnis. Selain PT Pertamina, BUMN lainnya, yakni Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID, PT PLN (Persero), dan PT Pupuk Indonesia (Persero).
Pembentukan tim risiko bisnis tersebut untuk mengantisipasi insiden kebakaran, ledakan, atau longsor pada objek vital nasional (obvitnas). Misalnya, kilang minyak, pabrik pupuk, terminal BBM, dan area pertambangan.
Bahkan, Erick menyebut potensi ledakan pabrik pupuk jauh lebih bahaya dibanding terminal BBM. Itu karena terdapat gas ada amonia.
"Pupuk lebih bahaya lagi, ada gas, ada amonia. Ledakannya lebih besar, lebih bahaya lagi," kata dia saat ditemui di RSPP Pertamina, Jakarta Selatan, Sabtu (4/3/2023).
Sementara pascakebakaran dan ledakan pipa BBM di Terminal BBM milik Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, Erick sudah menghubungi direksi sejumlah BUMN. Dia meminta pembentukan tim resiko bisnis segera dilakukan. Tim tersebut nantinya bertugas mengawasi dan mengontrol operasional objek vital nasional secara menyeluruh.
"Tadi pagi saya sudah telepon untuk seluruh (BUMN) seperti MIND ID, Pertamina, PLN, harus membentuk tim risiko bisnis, tidak hanya di keuangan, tapi juga dioperasikan secara menyeluruh karena ini aset vital nasional," ucapnya.
Dia juga meminta BUMN menata ulang buffer zone pada objek vital nasional. Dia menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersama-sama sinkronisasi tata ruang bersama, yang dikelola BUMN.
"Kalau kita lihat buffer zone Pertamina pada 1971 hingga 1987 itu sangat aman, tapi setelah reformasi '98 memang kalau kita lihat banyaknya kehilangan lahan. Ini konteksnya tidak cuma di Plumpang, tapi semua obvitnas," tutur Erick.
Editor: Jujuk Ernawati