Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kasus Beras Oplosan Muncul, YLKI: Harga Diri Konsumen Diinjak
Advertisement . Scroll to see content

Catatan YLKI soal Tol Trans Jawa, Mulai Tarif hingga Harga Makanan

Jumat, 08 Februari 2019 - 10:43:00 WIB
Catatan YLKI soal Tol Trans Jawa, Mulai Tarif hingga Harga Makanan
Tol Trans Jawa. (Foto: Ant)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberikan sejumlah catatan terhadap Tol Trans Jawa. Salah satunya tarif tol yang masih mahal, baik untuk kendaraan pribadi maupun angkutan barang atau truk.

"Akibat dari hal ini, volume trafik di jalan tol Trans Jawa, masih tampak sepi, lengang. Bak bukan jalan tol saja, terutama selepas ruas Pejagan," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, dikutip Jumat (8/2/2019).

Untuk itu, kata dia, usulan agar tarif tol Trans Jawa dievaluasi dan diturunkan, menjadi hal yang rasional. Pasalnya, tarif yang mahal dipastikan memicu Tol Trans Jawa sepi.

Situasi itu membuat peran Tol Trans Jawa sebagai pengurang biaya logistik berkurang. Pasalnya, banyak sopir truk yang tidak dibekali biaya tambahan untuk masuk tol, kecuali Tol Cikampek.

"Truk akan masuk tol Trans Jawa, jika biaya tol ditanggung oleh penerima barang. Terlalu mahal bagi pengusaha truk untuk menanggung tarif tol Trans Jawa yang mencapai Rp1,5 juta," ujar dia.

Sementara itu, harga makanan dan minuman di tempat peristirahatan (rest area) juga dirasa masih mahal. Karena itu, pengelola tol diminta untuk menurunkan biaya sewa lahan bagi para tenant. Dia menduga mahalnya makanan dan minuman dipicu oleh mahalnya sewa lahan bagi para tenant.

"Para tenant harus mencantumkan daftar harga (price list) makanan, minuman, dan barang lain yang dijualnya," ucap dia.

Selain itu, dia menuturkan di sepanjang jalan tol, terutama di titik titik kritis, belum terpasang rambu-rambu yang memberikan peringatan terhadap aspek keselamatan, seperti peringatan untuk hati-hati, waspada, jangan ngantuk, marka getar, dan lainnya.

"Ini sangat penting agar pengguna jalan tol tidak terlena karena jalan tol Trans Jawa yang lurus, dan jarak jauh," katanya.

Tulus menilai manajemen lalu lintas di tempat peristirahatan favorit juga harus diperkuat karena sumber kemacetan baru justru potensi terjadi di rest area tersebut, khususnya di ruas Cikampek. Apalagi setelah Jasa Marga akan menggeser Gate Cikarang Utama (Cikarut) ke titik kilometer 70 di ujung tol Cikampek.

"Sebab sudah tiga tahun terakhir ini mayoritas pengguna tol Cikampek adalah para commuter dari Bekasi, Cikarang dan sekitarnya yang jumlahnya mencapai 60 persen," ujar dia.

Dia menambahkan eksistensi tol Trans Jawa akan banyak membangkitkan volume trafik ke kota-kota di Jawa Tengah seperti Tegal, Pekalongan, Semarang, dan lainnya. Hal ini terbukti, saat liburan justru arus trafik lebih banyak ke arah Timur Jawa Tengah, sekitar 40 persen.

"Arus trafik ke arah Bandung justru turun. Fenomena ini harus direspons oleh pemda masing-masing untuk me-review manajemen trafik dan memperbaiki destinasi wisata setempat," katanya.

Hal itu dilakukan agar pengelola tol Trans Jawa memperbanyak kapasitas toilet untuk perempuan, untuk menghindari antrian panjang, apalagi saat ramai (peak season) dan menyediakan portable atau mobile toilet.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut