CEO McDonald's Sebut Perang Israel-Hamas Berdampak pada Bisnis
CHICAGO, iNews.id - CEO McDonald's Chris Kempczinski menyebut bisnis perusahaannya terdampak karena pelanggan di Timur Tengah dan negara lain memboikot perusahaan karena dianggap mendukung Israel. Dia pun menyalahkan 'misinformasi' terkait McDonald's yang selama ini beredar di tengah perang Israel-Hamas.
Kempczinski menuturkan, beberapa pasar di Timur Tengah dan beberapa pasar di luar kawasan mengalami dampak bisnis yang berarti akibat perang dan misinformasi terkait yang memengaruhi merek-merek seperti McDonald’s.
"Ini mengecewakan dan tidak berdasar. Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk di negara-negara Muslim, McDonald’s dengan bangga diwakili oleh operator pemilik lokal," ujarnya dikutip dari BBC, Jumat (5/1/2024).
Kempczinski menambahkan, McDonald's bergantung pada ribuan bisnis independen untuk memiliki dan mengoperasikan sebagian besar dari 40.000 tokonya di seluruh dunia. Adapun, sekitar 5 persen gerainya berada di Timur Tengah.
Sejak Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober, kantor pusat perusahaan McDonald's berusaha tidak menonjolkan diri mengenai konflik tersebut. Beberapa minggu setelah serangan itu, McDonald's Israel mengatakan telah membagikan ribuan makanan gratis kepada anggota militer Israel.
Tindakan tersebut memicu seruan masyarakat untuk memboikot merek tersebut oleh mereka yang marah dengan respons militer Israel di Gaza, sehingga mendorong para pemilik di negara-negara mayoritas Muslim seperti Kuwait, Malaysia dan Pakistan untuk mengeluarkan pernyataan menjauhkan diri.
Pernyataan Kempczinski muncul ketika ketegangan atas boikot terhadap McDonald's meningkat dalam beberapa hari terakhir. Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) Malaysia yang tidak secara resmi menargetkan McDonald's pada minggu ini secara resmi menyerukan boikot terhadap merek tersebut.
Langkah ini dilakukan setelah McDonald's Malaysia, yang didukung oleh sebuah perusahaan Saudi, menggugat grup BDS Malaysia sebesar 1,3 juta dolar AS dengan alasan pernyataan palsu dan memfitnah yang dikatakan telah merugikan bisnisnya.
BDS mengatakan McDonald's harus memutuskan hubungan dengan pewaralabanya di Israel dan Malaysia, kecuali jika mereka membatalkan gugatannya.
“Alih-alih menekan perusahaan induknya, McDonald’s Corporation, untuk mengakhiri perjanjian waralaba yang memalukan di Israel, McDonald’s Malaysia dan pemiliknya di Arab Saudi justru berusaha mati-matian untuk membungkam suara solidaritas damai terhadap perjuangan pembebasan Palestina di Malaysia,” kata BDS.
Editor: Aditya Pratama