Cerita Dubes Suryo Pratomo Soal Pertemuan RI-Singapura yang Terhambat Delta dan Omicron
JAKARTA, iNews.id - Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura, Suryo Pratomo, mengungkap cerita dibalik pertemuan bilateral Indonesia dan Singapura di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, pada 25 Januari 2022.
Meskipun berlangsung sukses, Dubes Suryo Pratomo mengatakan, pertemuan bilateral tersebut terhambat karena Covid-19 varian Delta dan Omicron.
Menurut dia, pertemuan tahunan RI-Singapura tersebut sejatinya diagendakan pada Tahun 2020. Namun karena Covid-19 pada tahun pertamanya cukup tinggi, terpaksa pertemuan itu ditunda.
"Saat itu Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, meminta pertemuan diadakan secara virtual. Namun, tambah Tommy, Presiden Joko Widodo meminta untuk tetap dilakukan secara tatap muka. Karena itu, ditunda sampai tahun 2021," ungkap Dubes yang akrab disapa Tommy itu, dalam Forum Diskusi Salemba 75, secara virtual, Minggu (6/2/2022).
Kedua negara kemudian sepakat mengadakan pertemuan bilateral pada pertengahan 2021. Tapi pada pertengahan 2021, muncul varian Delta yang membuat berbagai negara masuk dalam gelombang kedua Covid-19. Alhasil, acara tersebut ditunda lagi dan dijadwalkan pada Desember 2021.
Saat memasuki Desember 2021, muncul varian Omicron yang mengkhawatirkan otoritas masing-masing kedua negara. Suryo Pratomo menuturkan akhirnya pertemuan bilateral RI-Singapura ditunda lagi hingga terwujud pada 25 Januari 2022.
"Saat pertengahan 2021, ada kasus Delta yang sangat tinggi, sehingga pertemuan digeser menjadi Desember 2021, tapi di Desember 2021 ada lagi varian Omicron, sehingga baru bisa dilaksanakan pada 25 Januari 2022," tutur Dubes Suryo Pratomo.
Dia menjelaskan, pertemuan bilateral RI-Singapura di Bintan merupakan bagian dari 55 tahun hubungan Indonesia dan Singapura. Sejumlah isu menjadi bahasan pokok kedua negara mulai dari keuangan, tenaga kerja, lingkungan, dan pengembangan kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.
"Pertemuan kali ini sangat penting, karena ini adalah bagian dari 55 tahun hubungan Indonesia dan Singapura, karena kedua negara mempunyai kedekatan dan kesamaan, ketika membahas berbagai aspek dalam hubungan bilateral," ujarnya.
Sebagai informasi, sejak beberapa tahun terakhir Singapura merupakan investor terbesar luar negeri yang masuk ke Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir, 30 persen FDI yang masuk ke Indonesia datang dari Singapura.
Rekor terbaru sempat dicapai dalam dua tahun terakhir, saat investasi Singapura ke Indonesia mencapai 9,8 miliar dolar AS pada tahun 2020 dan tahun 2021 mencapai 9,4 miliar dolar AS.
Adapun investasi tersebut masuk ke sektor-sektor perumahan, kawasan industri perkantoran, kemudian transportasi, pergudangan, telekomunikasi, industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya, kemudian industri makanan serta pertambangan.
Editor: Jeanny Aipassa