Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Paksa Staf Ngantor Jam 3 Pagi, Ini Pembelaan PM Jepang Takaichi
Advertisement . Scroll to see content

Cerita Jokowi Ditelepon 5 Presiden dan PM gegara Stop Ekspor Batu Bara

Selasa, 21 Juni 2022 - 14:44:00 WIB
Cerita Jokowi Ditelepon 5 Presiden dan PM gegara Stop Ekspor Batu Bara
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di acara Rakernas II PDIP, Jakarta, Selasa (21/6/2022). (Foto: Tangkapan Layar)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dirinya pernah dihubungi telepon dari lima presiden dan perdana menteri setelah memutuskan untuk menghentikan ekspor batu bara awal tahun ini.

"Waktu bulan Januari kita stop batu bara itu, ada lima presiden dan PM (perdana menteri) yang telepon ke saya. ‘Presiden Jokowi mohon kita dikirim batu bara ini segera secepatnya. Kalau ndak, mati ini kita. listrik kita mati, industri kita mati’," ujar Jokowi dalam sambutannya di acara Rakernas II PDIP, Jakarta, Selasa (21/6/2022). 

Hal yang sama juga terjadi, kata Jokowi, saat dirinya memberhentikan ekspor minyak goreng. Saat itu, katanya, ada dua presiden dan perdana menteri yang langsung menghubunginya agar segera dikirimkan minyak goreng karena pasokannya habis.

"Ada itu saya cek ada stok kira-kira 3 juta ton, kemudian permintaannya 200.000 ton, ya udah dikirim aja, 120.000 ton. Dikirim," kata dia.

Dari kedua contoh pemberhentian ekspor tersebut, Jokowi pun akhirnya mengetahui posisi dan kekuatan Indonesia di mata dunia.

"Jadi kita tahu posisi kita itu ada di mana, kekuatan kita itu ada di mana. Di sini mulai kelihatan. Batubara kita mempunyai kekuatan besar, CPO kita mempunyai kekuatan besar, nikel kita mempunyai kekuatan besar," ucapnya.

Namun, Jokowi meminta agar BUMN dan para pengusaha harus berani menyetop eskpor bahan mentah. Menurutnya, pengusaha harus mulai membuat barang jadi yang bisa diperjualbelikan nantinya.

"Tapi tidak bisa kita terus-teruskan yang namanya ekspor itu dalam bentuk bahan mentah, itu stop. Harus mulai kita berani stop ekspor bahan mentah, kemudian kita buat barang jadi, ada industrialisasi ada hilirisasi di situ," tuturnya.

"Itulah sebetulnya kekuatan besar kita sehingga nilai tambah itu ada di dalam negeri. Lapangan kerja itu ada di dalam negeri. Kalau kita kirim bahan mentah yang dapat nilai tambah negara lain, yang dapat lapangan pekerjaan negara lain, yang dapat pajak juga negara lain. kalau industrinya ada di sini, PPh dapat kita. PPh badan, PPh karyawan, PPh perorangan, PPH badan dapat, pajak dapat, bea ekspor dapat, bea keluar dapat," sambungnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut