China Borong Kedelai, Indonesia Harus Waspada
JAKARTA, iNews.id - Harga kedelai di pasar internasional saat ini terus meningkat. Pasalnya, China sebagai importir terbesar kedelai tengah memborong komoditas tersebut.
Guru Besar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, pasar kedelai saat ini tengah ketat karena suplai terganggu. Argentina sebagai salah satu pemasok kedelai kesulitan mengekspor sehingga terjadi penumpukan di pelabuhan.
"Dua minggu lalu Argentina menyetop ekspor ke negara lain karena stok dunia menurun. Otomatis harga melonjak relatif tinggi," ujarnya dalam Market Review IDX Channel, Kamis (7/1/2021).
Di tengah ketatnya suplai, kata Andreas, China memborong kedelai dari Brasil sehingga mendongkrak kenaikan harga. Indonesia sebagai negara importir kedelai terbesar kedua setelah China mesti waspada.
"Sekarang pun China masih mencari kedelai di pasar dunia dan berusaha mendapatkan kedelai dari Amerika Serikat. Jadi stok dunia menurun sehingga menyebabkan harga barang melonjak," tuturnya.
Menurut Andreas, Indonesia harus mewaspadai kenaikan harga kedelai. Pasalnya, ada kemungkinan harga kedelai di pasar global akan terus naik. Belum lagi masalah kekeringan di Amerika Latin yang bisa menyebabkan produksi kedelai di negara produsen mengalami penurunan.
"Harga kedelai dari negara produsennya sekitar Rp6.800 hingga Rp7.000 per kilogram. Tetapi ketika sampai di pelabuhan Indonesia sekitar Rp9.000- Rp9.500 dan ini masih ada potensi naik terus, bisa di atas Rp10.000," ucapnya.
Dia menuturkan, produksi kedelai di beberapa negara Amerika Latin seperti Brasil, Uruguay juga berpotensi mengalami penurunan sehingga berdampak pada pasokan kedelai internasional.
"Kalau di Amerika dan Kanada sebagai produsen kedelai, saya tidak melihat ada gangguan iklim. Tapi kalau di Amerika Latin terjadi gangguan iklim, maka karakter produk pertanian itu turun sedikit saja harganya bisa melonjak tinggi," tuturnya.
Editor: Rahmat Fiansyah