China Jadi Negara Tujuan Ekspor Terbesar RI, Nilainya Tembus 4,93 Miliar Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam setahun terakhir pangsa ekspor nonmigas Indonesia ke China mengalami peningkatan baik secara bulanan dan tahunan. Angka ekspor mencapai 4,93 miliar dolar AS hingga Juli 2023 atau 25,07 persen dari total ekspor nonmigas.
Adapun, pada Juli 2022, pangsa ekspor nonmigas Indonesia ke China hanya sebesar 20,78 persen dari total ekspor nonmigas.
"Utamanya didorong oleh komoditas besi dan baja (HS 72) dan bahan bakar mineral (HS 27)," ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS di Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Selain China, negara tujuan ekspor utama Indonesia dengan pangsa ekspor terbesar adalah Amerika Serikat (AS) dan China).
"Total nilai ekspor nonmigas ke tiga negara tujuan utama ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi masih lebih rendah dibandingkan Juli 2022," ucapnya.
Negara tujuan ekspor terbesar kedua, Amerika Serikat (AS) dengan ekspor senilai 2,03 miliar dolar AS mengambil pangsa pasar sebesar 10,35 persen terhadap total nilai ekspor nonmigas di bulan Juli 2023. Komoditas utamanya adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) dan pakaian dan aksesorisnya beserta rajutan (HS 61).
"Ekspor nonmigas ke India sebesar 1,82 miliar dolar AS dengan pangsa sebesar 9,28 persen terhadap total nilai ekspor nonmigas di bulan Juli 2023," tuturnya.
Ekspor ini terutama didorong oleh komoditas utama seperti lemak dan minyak hewani atau nabati (HS 15) dan bahan bakar mineral (HS 27). Dengan demikian, total ekspor ke tiga negara ini mencakup 44,7 persen dari total ekspor nonmigas RI di Juli 2023.
"Sementara itu, ekspor nonmigas RI ke dua kawasan utama, yaitu ASEAN dan Uni Eropa mengalami penurunan," ucapnya.
Dia menyebut, pada Juli 2023, total ekspor nonmigas RI ke ASEAN mencapai 3,60 miliar dolar AS atau lebih rendah dibandingkan dengan bulan Juli 2022.
"Demikian juga dengan ekspor nonmigas ke Uni Eropa pada Juli 2023 mencapai 1,27 miliar dolar AS dengan pangsa 6,45 persen lebih rendah dibandingkan tahun lalu di bulan yang sama," ucap Amalia.
Editor: Aditya Pratama