Daftar 5 Proyek di Program Kota Masa Depan yang Diluncurkan Indonesia-Inggris
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah Indonesia dan Inggris resmi meluncurkan sejumlah proyek dalam Program Kota Masa Depan senilai 9 juta poundsterling atau setara Rp162 miliar. Proyek ini merupakan program kerja sama bilateral di bidang transportasi hijau.
Adapun proyek tersebut merupakan tindak lanjut dari nota Kesepahaman yang telah diteken antara Menteri Transportasi Inggris dan Indonesia pada bulan lalu. Program Kota Masa Depan tidak hanya mempertimbangkan keberlanjutan transportasi perkotaan dalam arti rendah karbon, tetapi juga dalam arti sosial, yakni dengan semua proyek bekontribusi untuk meningkatkan kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam aspek transportasi perkotaan.
Berikut ini lima proyek yang akan dijalankan dalam Program Kota Masa Depan:
1. Membuka peluang untuk kereta api ringan, pengembangan berorientasi transit, dan perolehan nilai tanah di Semarang Raya.
Proyek ini dipimpin oleh Buro Happold, yang merupakan perusahaan layanan profesional Inggris yang menyediakan konsultasi teknik, desain, perencanaan, manajemen proyek, dan layanan konsultasi untuk bangunan, infrastruktur, dan lingkungan.
Proyek ini akan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan; PT Kereta Api Indonesia; dan pemerintah kota Semarang untuk membuka hambatan keuangan dan pengiriman demi pengembangan light rail transit. Selain itu, menghasilkan pembelajaran praktis yang akan ditingkatkan secara nasional untuk memaksimalkan dampak.
2. Mengembangkan peralihan ke transportasi rendah karbon melalui peningkatan keselamatan bagi kelompok-kelompok rentan.
Proyek ini dipimpin oleh perusahaan Inggris, Arup (firma profesional kelas dunia berkantor pusat di London, Inggris yang melayani rekayasa teknologi, rancangan, perencanaan, manajemen proyek dan konsultan untuk semua aspek pendirian bangunan).
Proyek ini akan bekerja sama dengan otoritas transportasi dan perkotaan, serta kelompok masyarakat di kota Semarang, Surabaya, dan Makassar untuk menunjukkan cara meningkatkan partisipasi perempuan dan kelompok masyarakat kecil dalam perencanaan dan perbaikan transportasi umum. Pembelajaran dari program ini akan menjadi masukan bagi pengambilan kebijakan nasional di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan.
3. Meningkatkan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan di kota-kota metropolitan pesisir
Proyek ini dipimpin oleh WRI Indonesia. Proyek ini akan membantu meningkatkan dan menerapkan strategi mobilitas perkotaan rendah karbon, inklusif, tangguh, dan aman di kota metropolitan pesisir Makassar dan Surabaya, yang rentan terhadap kenaikan permukaan laut dan banjir.
4. Dekarbonisasi transportasi inklusif di Indonesia
Proyek ini dipimpin oleh Stockholm Environment Institute di University of York. Proyek ini akan berkontribusi pada rencana Kementerian Perhubungan untuk mengurangi emisi karbon transportasi perkotaan, serta memberikan dukungan kepada otoritas Kota Medan Raya untuk mengembangkan, membiayai, mengimplementasikan, dan mempercepat proyek transportasi rendah karbon secara menyeluruh.
5. Mobilitas bersih untuk metropolitan Jakarta
Instansi Kebijakan Transportasi dan Pembangunan (ITDP) akan memberikan dukungan kepada Otoritas Transit Jakarta Metropolitan (BPTJ) dan Pemerintah Jakarta untuk meningkatkan tingkat transportasi rendah karbon di seluruh kota, dan melihat bagaimana pendekatan ini dapat ditingkatkan secara nasional.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Hubdat) Kemenhub Hendro Sugiatno mengatakan, pihaknya menyambut baik pelaksanaan kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Inggris.
"Melalui program ini kami percaya bahwa upaya dalam peningkatan kualitas mobilitas sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi dan penangan dampak perubahan iklim harus sejalan," kata dia.
"Kerja sama ini diharapkan mengembangkan sistem transportasi perkotaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," tambahnya.
Nantinya, proyek ini akan mendukung beberapa kota di Indonesia termasuk Semarang, Medan, Surabaya, Makassar dan juga DKI Jakarta.
Editor: Jujuk Ernawati