Dibanding AKAP, Perusahaan Bus Pariwisata Paling Terdampak Pandemi Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Dibandingkan pelaku usaha bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) reguler, usaha penyewaan bus pariwisata terpuruk paling dalam akibat pandemi Covid-19. Bus-bus pariwisata merupakan usaha sewa charteran pada objek-objek wisata. Jumlah armada kelompok usaha ini mencapai belasan ribu.
Ketua Umum Perkumpulan Transportasi Wisata Indonesia, Yuli Sayuti mengatakan, banyak industri kecil dan UKM yang berdampak pada sektor ini. Di antaranya restoran dan warung-warung-warung di sepanjang jalan yang dilewatinya.
“Jika satu bis Pariwisata itu dioperasikan, katakanlah tiga tenaga kerja lepas terdiri atas dua orang driver (sopir) dan satu kernet, maka kalau dikalikan per orang masing-masing punya tiga anggota keluarga (istri dan dua anak), maka ada puluhan ribu orang terdampak di sektor ini,” ujarnya di Jakarta, Minggu (16/8/2020).
Yuli membeberkan sejumlah alasan mengapa kelompok usaha bus pariwisata lebih terpuruk. Pertama, bus-bus AKAP beroperasi reguler sejak berada di terminal sehingga tingkat kepercayaan masyarakat untuk menggunakan bus AKAP aman dari Covid-19, jauh lebih besar dibanding bus pariwisata.
Kedua, informasi mengenai terbukanya objek wisata di suatu daerah yang disinggahi masyarakat memanfaatkan bus wisata belum terlalu tegas. “Masih ada yang simpang siur. Ketika kami sudah ada DP oleh kelompok masyarakat untuk berwisata ke daerah tertentu, tiba-tiba dibatalkan karena keraguan-raguan kelompok masyarakat jarena informasi Covid-19 dari pemerintah daerah setempat,” kata Yuli.
Editor: Dani M Dahwilani