Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : PN Jaksel Tolak Gugatan Rp200 Miliar Mentan Amran terhadap Tempo
Advertisement . Scroll to see content

Dibangun Food Estate, Kalteng Bakal Jadi Lumbung Pangan di Masa Depan

Kamis, 25 Juni 2020 - 10:31:00 WIB
Dibangun Food Estate, Kalteng Bakal Jadi Lumbung Pangan di Masa Depan
Sawah. (Foto: ilustrasi/Ant)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah akan membangun kawasan pertanian terintegrasi (food estate) di Kalimantan Tengah (Kalteng). Pembangunan ini membuat Kalteng berpotensi menjadi lumbung pangan di masa depan.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengatakan, program food estate adalah arahan Presiden Jokowi. Pembangunan proyek di atas lahan seluas 164.598 hektare (Ha) itu akan melibatkan tiga kementerian, yaitu Kementan, KemenPUPR, dan Kemenhan.

Kuntoro menjelaskan, konsep food estate berbeda dengan rice estate. Food estate akan mengintegrasikan pertanian seperti tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, dan peternakan,

"Jadi, bicara food estate bukan cuma padi dan jagung saja. Kita buat konsep berbasis klaster. Jadi setiap wilayah harus dipetakan, kita klasterkan, ada klaster tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan di lahan yang sama. Jadi berbeda dengan rice estate yang komoditasnya hanya padi saja," ujar Kuntoro, Kamis (25/6/2020).

Dia menambahkan, lahan food estate di Kalteng terdiri atas lahan intensifikasi 85.456 Ha dan lahan ekstensifikasi 79.142 Ha. Pengembangan tahap awal akan dimulai pada 2020 dengan pengembangan lahan intensifikasi 30.000 hektar sebagai model percontohan food estate modern berbasis korporasi petani.

"Pengembangan ini dilakukan di Kabupaten Kapuas seluas 20.000 Ha dan di Kabupaten Pulang Pisau seluas 10.000 Ha," kata dia.

Kuntoro memastikan, lahan food estate bukan membuka kembali lahan eks pengembangan lahan gambut melainkan mengoptimalkan pemanfaatan lahan existing eks PLG dan noneks PLG.

Lahan ini merupakan lahan rawa yang meliputi rawa pasang surut dan lebak dimana lahan itu mengandung dominan tanah mineral dibanding gambut. Gambut yang ada umumnya gambut dangkal-sedang (kurang dari 1 meter). Dengan pengelolaan modern pada lahan semacam ini, produktivitas padi pbisa mncapai 4-5 ton per Ha.

"Bagian selatan Pulang Pisau dan Kapuas umumnya lahan lahan pasang surut tipe A atau lahan yang selalu tergenang sehingga dengan water manajemen yg tepat lahan ini bisa dimanfaatkan optimal dan tidak mengganggu jadwal tanam," ucapnya.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut