Dibeli 4 Bulan Lalu, Majalah Time Akan Dijual Lagi

NEW YORK, iNews.id – Perusahaan grup media dan pemasaran asal Amerika Serikat (AS), Meredith tengah mencari pembeli untuk empat produk majalahnya, termasuk Time dan Sports Illustrated. Padahal, Meredith baru saja membelinya kurang dari lima bulan lalu tepatnya akhir September 2017.

Dilansir AFP, Meredith juga mengumumkan langkah penghematan yang membuat perusahaan mengurangi pengeluaran tahunannya antara 400 juta hingga 500 juta dolar AS dalam dua tahun, menyusul akuisisi terhadap Time Inc senilai 2,8 miliar dolar AS.

Baca Juga

Begini Strategi Nestlé Dorong Masa Depan Pangan Berkelanjutan di Indonesia

Rencana tersebut mencakup pemangkasan jumlah pegawai hingga 1.200 orang. Sebelumnya perusahaan juga telah memecat 600 orang untuk mengurangi beban operasional.

Sebagai langkah penghematan selanjutnya, Mereditch memutuskan untuk menawarkan empat majalah, yaitu Time, Sports Illustrated, Fortune, dan Money, untuk dijual. Penawaran tersebut dilaporkan menarik perhatian pembeli meski tidak dijelaskan lebih lanjut.

Dalam laporan keuangan Time Inc pada 2016, jumlah sirkulasi Time dan Sports Illustrated mencapai juta eksemplar sementara Money 1,55 juta eksemplar dan Fortune 830.000.

Kendati demikian, Meredith tetap mempertahankan salah satu majalah paling populer milik Time Inc, People Magazine. Selain itu, portofolio majalah lain yang dipertahankan perusahaan adalah sejumlah majalah dengan pembaca segmented seperti Southern Living yang fokus mengulas kehidupan masyarakat AS bagian Selatan.

Time Inc disebutkan menerbitkan 130 majalah yang tidak hanya tersebar di AS, tapi juga Inggris. Selain beberapa majalah yang disebutkan di atas, majalah yang berada di bawah Time Inc antara lain Entertainment Weekly, Life, NME, Marie Claire, inStyle, Travel+Leisure, Essence, dan lain-lain.

Saat mengakuisisi Time Inc, Meredith mendapatkan pendanaan 650 juta dolar AS dari Koch Equity Development, sebuah perusahaan investasi milik miliarder kakak beradik yang juga pendonor utama Partai Republik, Charles dan David Koch. Kedua figur tersebut mengklaim tidak akan mengintervensi editorial majalah.

Editor: Rahmat Fiansyah