Diboikot di China, Gerai-Gerai H&M Ditutup Paksa Pemilik Lahan
BEIJING, iNews.id - Sejumlah gerai Hennes & Mauritz (H&M) ditutup menyusul aksi boikot produk-produk asal Swedia tersebut di China. Setidaknya terdapat enam gerai yang ditutup paksa oleh pemilik lahan di Urumqi, Yinchuan, Changcun, dan Lianyungang.
Dikutip dari Bloomberg, Senin (29/3/2021), gerai-gerai yang ditutup kemungkinan besar lebih banyak karena banyak foto beredar yang menunjukkan reklame H&M dilepas. Kondisi ini terjadi usai perusahaan merilis pernyataan yang mengungkapkan keprihatinan di Xinjiang.
Kawasan perkebunan katun di daerah tersebut diduga terjadi kerja paksa. Padahal, Xinjiang merupakan produsen utama yang menyuplai bahan baku ke perusaaan-perusahaan pakaian global.
Keputusan penutupan gerai itu berasal dari para pemilik tempat disewakan kepada H&M. Bukan hanya peritel asal Swedia, Nike Inc dan Adidas Ag diboikot di China setelah menyampaikan keprihatian serupa.
H&M menolak berkomentar atas kejadian ini. China merupakan salah satu pasar penting karena menyumbang 5,2 persen dari total penjualan H&M pada tahun lalu. Per 30 November 2020, H&M mengoperasikan 505 gerai di Negeri Tirai Bambu.
AS sebelumnya menuding pemerintah China berada di balik gerakan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang menolak menggunakan katun dari Xinjiang. Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jaline Porter mengungkapkan, China menargetkan perusahaan AS, Eropa, dan Jepang yang menghindari katun Xinjiang.
"Kami tidak dapat menoleransi kekuatan mana pun yang ingin mempermalukan dan menodai kemurnian kapas dari Xinjiang. Warga China hanya merespons keputusan keliru dari sejumlah perusahaan," kata Juru Bicara Departemen Perdagangan China, Gao Feng.
Editor: Rahmat Fiansyah