Dibuka Menghijau, IHSG Melaju ke 6.125
JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju positif pada perdagangan, Rabu (29/1/2020), pagi. Saat preopening, indeks naik 11,91 poin atau 0,19 persen ke 6.123,09.
Pada pembukaan perdagangan indeks menambah poin penguatan menjadi 6.125,98, dan sekitar pukul 09.10 WIB menanjak ke 6.151,36. Dari 317 saham yang diperdagangkan, 171 di antaranya menguat, 55 melemah dan 91 stagnan.
Frekuensi perdagangan tercatat 25.876 kali dengan nilai transaksi Rp251,01 miliar dan 246,77 juta lembar saham diperjualbelikan. 10 indeks sektoral penggerak IHSG hampir seluruhnya menguat, sementara perkebunan menjadi satu-satunya yang terkoreksi atau turun 0,64 persen.
Kontributor utama yang membawa indeks ke zona hijau, yaitu industri dasar yang naik 1 persen. Investor asing mewarnai perdagangan pagi dengan aksi jual bersih (net sell) Rp3,24 miliar.
Adapun saham yang masuk daftar top gainers, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik Rp700 atau 1,29 persen ke Rp7.850, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik Rp40 atau 1,04 persen ke Rp3.870, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik Rp20 atau 0,86 persen ke Rp2.350 dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik Rp30 atau 1,66 persen ke Rp1.840.
Sementara, saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers, yakni PT Astra International Tbk (ASII) turun Rp50 atau 0,73 persen ke Rp6.775, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) turun Rp150 atau 2,37 persen ke Rp6.175, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) turun Rp200 atau 4,18 persen ke Rp4.580 dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun Rp60 atau 1,67 persen ke Rp3.540.
Bursa saham Asia mayoritas menghijau pada perdagangan pagi. Indeks Hang Seng Hong Kong turun hampir 3 persen. Di pasar Asia lainnya, Nikkei 225 Jepang naik 0,54 persen sementara indeks Topix menguat 0,25 persen.
Kospi Korea Selatan juga menambahkan 0,63 persen. Saham-saham di Australia naik, dengan S&P/ASX 200 melonjak 0,64 persen. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,43 persen lebih rendah.
Editor: Ranto Rajagukguk