Dirut Garuda: Biaya Penerbangan Haji 2024 Naik 4,7 Persen jika Rupiah Tembus Rp16.000 per Dolar AS

JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), Irfan Setiaputra, mengatakan biaya penerbangan haji 2024 diprediksi naik 4,7 persen. Hal itu, antara lain dipengaruhi nilai tukar rupiah yang tertekan dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Irfan, kenaikan tarif tiket pesawat sebesar 4,7 persen terjadi jika nilai tukar rupiah yang digunakan ialah Rp16.000 per dolar AS. Jika nilai rupiah yang digunakan di bawah Rp16.000 maka tidak akan ada kenaikan harga tiket pesawat pada ibadah haji 2023.
Dia mengatakan, Garuda berkomitmen tidak akan menaikkan harga tiket pesawat untuk penyelenggaraan ibadah haji 2024 atau Tahun 1445 Hijriah. Meski demikian, ada kemungkinan harga tiket pesawat akan mengalami kenaikan berkaitan dengan nilai tukar rupiah yang akan ditetapkan oleh Kementerian Agama (Kemenag).
"Bila kita menggunakan kurs Rp16.000 per dolar AS, akan terjadi kenaikan 4,7 persen (biaya penerbangan haji) dibandingkan harga per jamaah tahun lalu," kata Irfan saat ditemui di Gedung DPR, Rabu (15/11/2023).
Irfan menjelaskan, selain nilai tukar rupiah, komponen yang dapat mempengaruhi harga tiket ialah harga avtur. Ia mengatakan, pihaknya akan mempertahankan estimasi harga avtur sebesar 93 sen per liter.
Meski secara rata-rata di seluruh embarkasi yang Garuda Indonesia layani harga avtur sudah berada di 94 sen per liter. "Rencana ini kita sampaikan kepada Kemenag bahwa kita akan menggunakan basis 93 sen dan menggunakan kurs Rp16.000 disesuaikan kurs yang akan digunakan Kemenag," kata Irfan.
Menurut dia, harga avtur dan sewa pesawat menjadi persentase terbesar yang memengaruhi tarif pesawat sebesar 79 persen. Sementara untuk biaya komponen lainnya seperti jasa orang, catrening dan lain-lainnya akan ditanggung oleh internal Garuda. Adapun biaya penerbangan pada musim haji tahun 2023 sebesar Rp32.743.992 untuk per jamaah.
Editor: Jeanny Aipassa