Disanksi AS dan Eropa, Kekayaan Miliarder Rusia Justru Bertambah dalam Setahun Terakhir
MOSKOW, iNews.id - Kekayaan miliarder Rusia justru bertambah dalam setahun terakhir, ketika Amerika Serikat (AS) dan eropa menjatuhkan sanksi akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Forbes Rusia melaporkan, miliarder Rusia menambahkan kekayaan sekitar 152 dolar AS atau Rp2.256 triliun selama setahun terakhir, didukung oleh tingginya harga sumber daya alam, meskipun mereka sempat kehilangan kekayaan dalam jumlah besar setelah perang Rusia-Ukraina dimulai.
Rusia memiliki 110 miliarder resmi dalam daftar miliarder Rusia tahun 2023 versi Forbes. Jumlah tersebut bertambah 22 orang dari tahun lalu. Tak hanya itu, total kekayaan para miliarder Rusia juga meningkat menjadi 505 miliar dolar AS atau Rp7.496 triliun dari 353 miliar dolar AS atau Rp5.240 triliun ketika daftar miliarder Rusia tahun 2022 diumumkan.
Daftar itu akan lebih panjang jika 5 miliarder Rusia, yakni pendiri DST Global, Yuri Milner, pendiri Revolut, Nikolay Storonsky, pendiri Freedom Finance, Timur Turlov, dan salah satu pendiri JetBrains, Sergei Dmitriev dan Valentin Kipyatkov, tidak meninggalkan kewarganegaraan Rusia.
"Hasil pemeringkatan tahun 2022 juga dipengaruhi oleh prediksi apokaliptik tentang ekonomi Rusia, di mana total kekayaan miliarder Rusia adalah 606 miliar dolar AS pada tahun 2021, sebelum perang dimulai.
Setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Barat memberlakukan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap ekonomi Rusia, dan beberapa orang terkaya, sebagai upaya menghukum Putin atas perang tersebut.
Putin mengatakan Barat berusaha menghancurkan Rusia dan telah berulang kali menggembar-gemborkan kegagalan sanksi Barat untuk menghancurkan ekonomi Rusia, atau bahkan menghentikan barang-barang mewah Barat, apalagi suku cadang dasar berasal dari Rusia.
Ekonomi Rusia menyusut 2,1 persen pada tahun 2022 di bawah tekanan sanksi Barat, tetapi mampu menjual minyak, logam, dan sumber daya alam lainnya ke pasar global, khususnya ke China, India, dan Timur Tengah.
Dana Moneter Internasional bulan ini menaikkan perkiraan pertumbuhan Rusia pada 2023 menjadi 0,7 persen dari sebelumnya 0,3 persen, tetapi menurunkan perkiraan 2024 menjadi 1,3 persen dari 2,1 persen, dengan prediksi bahwa kekurangan tenaga kerja dan eksodus perusahaan Barat akan merugikan ekonomi Rusia
Beberapa komoditas yang menyumbang pendapatan bagi para miliarder Rusia antara lain, minyak Ural dengan harga rata-rata 76,09 dolar AS per barel pada tahun 2022, naik dari 69 dolar AS pada tahun 2021. Harga pupuk juga tinggi tahun lalu.
Hal itu, membuat sejumlah miliarder Rusia menambah pundi-pundi kekayaan, antara lain:
- Andrey Melnichenko, yang menghasilkan banyak uang dari pupuk, terdaftar sebagai orang terkaya Rusia oleh Forbes dengan perkiraan kekayaan 25,2 miliar dolar AS atau Rp374,094 triliun, lebih dari dua kali lipat dari perkiraan kekayaannya tahun lalu.
- Vladimir Potanin, presiden dan pemegang saham terbesar Nornickel, produsen paladium dan nikel olahan terbesar di dunia, menduduki peringkat kedua terkaya di Rusia dengan kekayaan 23,7 miliar dolar AS atau Rp351,826 triliun.
- Vladimir Lisin, yang mengendalikan pembuat baja NLMK dan menduduki peringkat tahun lalu sebagai orang terkaya Rusia, berada di urutan ketiga dalam daftar Forbes Rusia dengan kekayaan 22,1 miliar dolar AS atau Rp328,074 triliun.
Beberaoa nama miliarder Rusia baru masuk dalam daftar Forbes, antara lain adalah pengusaha yang menghasilkan uang dari makanan ringan, supermarket, bahan kimia, bangunan, dan obat-obatan, menunjukkan bahwa permintaan domestik Rusia tetap kuat meskipun ada sanksi.
Editor: Jeanny Aipassa