Dituduh Terlibat Bisnis PCR, Erick Thohir: Clear and Clean Silakan Diperiksa
JAKARTA, iNews.id - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa dirinya siap diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait tuduhan bisnis Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Erick menegaskan tidak terlibat dengan pihak manapun yang mengenai bisnis RT-PCR.
Belakangan ini berembus kabar bisnis alat pendeteksi Covid-19 itu yang menyeret nama PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Diketahui, salah satu pemegang saham GSI adalah Yayasan Adaro, yang juga merupakan yayasan milik keluarga besar Erick Thohir.
"Clear and clean, silakan diperiksa. Clear and clean, sama ketika saya masuk jadi Menteri BUMN, kan selalu bicara 'oh ada Boy yang punya proyek Batang,' jaman sebelum saya menteri, proyek Batang dari zaman Pak SBY," tegas Erick, Rabu (24/11/2021).
Erick menegaskan, penentuan harga PCR ditetapkan secara transparan. Kebijakan tersebut telah dibahas melalui rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ratas itu dihadiri tidak saya saja. Ratas dihadiri Menkeu, Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, Menteri Kesehatan, kebijakan PCR juga ditentukan secara transparan. Jadi apa mungkin rapat terbatas itu men-setting menguntungkan saya. Apakah semua yang ada di ratas itu dituduh memperkaya diri sendiri?" kata dia.
Mantan presiden klub Internazionale ini mencatat, tidak memiliki latar belakang bisnis kesehatan dan farmasi sehingga tidak cukup berpengalaman di sektor tersebut. Tapi menurutnya masih saja ada oknum yang menuding memperkaya diri lewat bisnis PCR.
Dia pun tidak mengetahui secara pasti motif atas tudingan bisnis PCR yang dilontarkan oknum kecil tertentu kepada dirinya dan Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Sebagai informasi, Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) sebelumnya membuat laporan pengaduan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ihwal dugaan bisnis RT-PCR tersebut.
Di sisi lain, muncul rumor soal bisnis PCR dikaitkan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Di mana, Erick Thohir salah satu orang yang memang digadang-gadang laik ikut kompetisi.
Namun Erick menilai langkah tersebut sebagai tindakan yang ingin membangun persepsi secara negatif di masyarakat perihal kredibilitas pemerintah.
"Kultur bangsa kita ini memang harus kita jaga. Rasa gotong royong kita, rasa peduli sesama kita sudah mulai luntur. Padahal itu membuat kita menjadi negara besar. Tetapi banyak oknum, individu yang melakukan tadi, dibangun persepsi secara negatif. Tapi itu hak mereka, tetapi saya yakin kebenaran akan terbukti. Dan jangan-jangan nanti terbukti kebalik," ucapnya.
Editor: Aditya Pratama