Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hyundai Luncurkan Mobil Listrik Baru Elexio, Jarak Tempuh Tembus 722 Km
Advertisement . Scroll to see content

Duh! Milenial Ternyata Ogah Beli Mobil Baru, Apa Alasannya?

Jumat, 12 Juli 2024 - 19:12:00 WIB
Duh! Milenial Ternyata Ogah Beli Mobil Baru, Apa Alasannya?
ilustrasi penjualan mobil (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengungkapkan bahwa kelompok masyarakat milenial atau anak muda enggan membeli keluaran terbaru. Hal itu pun menyebabkan adanya stagnasi penjualan mobil nasional dan berujung penurunan penjualan di 2024.

Menurut Sekretaris Utama GAIKINDO, Kukuh Kumara saat ini kelompok milenial diperkirakan jumlahnya mencapai 50 juta orang dan merupakan mayoritas dari populasi di Indonesia. Sayang, hal itu tak berdampak baik pada penjualan mobil.

Sebab, kata Kukuh, kenaikan harga mobil tak sebanding dengan pendapatan masyarakat. Akibatnya, masyarakat yang mayoritas milenial enggan membeli mobil baru.

"Kenaikan harga mobil yang tidak sebanding dengan pendapatan per kapita masyarakat, mengakibatkan masyarakat milenial enggan membeli mobil baru," kata Kukuh dalam dialog di IDX Channel, Jumat (12/7/2024).

Lebih lanjut, Kukuh menjelaskan gap antara harga jual mobil baru dengan pendapatan per kapita masyarakat, masih menjadi hal yang diperhitungkan dalam tingkat penjualan nasional. Apalagi, saat ini laju inflasi berlari lebih cepat dibanding pendapatan.

"Kenaikan harga mobil itu mencapai 7 persen, sementara kenaikan pendapatan lebih tinggi dari rata-rata inflasinya," tuturnya.

Berdasarkan kajian GAIKINDO, kata Kukuh, kenaikan suku bunga di Amerika Serikat berdampak pada kinerja pemberian kredit kendaraan bermotor yang cukup tinggi. Dia mengatakan kenaikan suku bunga tersebut memberikan dampak signifikan terhadap NPL (kredit bermasalah/non-performing loan).

"Jadi ada kenaikan NPL sehingga lembaga keuangan mulai memperketat persyaratan pemberian kreditnya. Sedangkan 80 persen penjualan kendaraan bermotor kan pakai kredit sehingga terjadi penurunan," ucapnya.

Kukuh melanjutkan kondisi tersebut berlanjut ketika adanya peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berdampak pada pengambilan kredit. Situasi kembali berjalan seiring dengan pelaksanaan pemilu 2024 yang mengakibatkan retensi kredit masyarakat.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut