Erdogan Kembali Terpilih Jadi Presiden Turki, Ini Dampaknya ke Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Terpilihnya kembali Recep Tayyip Erdogan menjadi Presiden Turki dinilai tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia.
Ekonom Ryan Kiryanto mengatakan, hal itu karena Erdogan merupakan petahana, sehingga pada umumnya tidak akan melakukan perubahan signifikan pada kebijakan, termasuk hubungan bilateral dengan Indonesia.
Selain itu, ekonomi Turki yang tidak stabil memungkinkan Indonesia untuk tidak melihat Turki sebagai mitra perdagangan bilateral yang strategis dalam waktu dekat. Pasalnya, ekonomi Turki yang selalu diliputi dengan dinamika dan ketidakstabilan politik tidak sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan ekonomi bisnis.
“Ekonomi Turki selalu diwarnai dengan dinamika politik. Sementara dunia usaha dan ekonomi bisnis membutuhkan stabilitas politik. Kemungkinan Indonesia dalam jangka waktu dekat tidak melihat Turki sebagai mitra perdagangan bilateral yang strategis,” ujar Ekonom Ryan Kiryanto kepada iNews.id, Senin (29/5/2023).
Kendati demikian, Ryan menilai tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjalin hubungan yang lebih strategis dengan Turki bila Presiden Erdogan akan berupaya dalam menciptakan kebijakan ekonomi yang menstabilkan ekonomi negaranya. Apalagi, kemenangan pada periode ini sulit didapatkan imbas dari kemenangan tipis 52 persen berdasarkan hasil perhitungan suara resmi yang belum lengkap.
“Kemenangan tipis itu diharapkan akan membuat Erdogan berbenah dan melakukan pekerjaannya dengan lebih baik lagi. Bila dia sadar ekonomi Turki terpuruk dan memperbaikinya, Indonesia bisa menikmati manfaat ini dalam jangka panjang, mungkin pada tahun kedua atau tahun ketiga,” ujar Ryan.
Menurut dia,Erdogan lebih sering menjalin hubungan dengan negara-negara di Eropa ketimbang di Asia, khususnya Asia Tenggara. Sehingga kembali terpilihnya Erdogan sebagai Presiden Turki tidak memberikan dampak yang signifikan.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Turki termasuk ke dalam 10 negara tujuan utama ekspor karet remah Indonesia pada periode 2018 - 2022. Pada 2022, ekspor karet remah Indonesia ke Turki adalah 76,5 ton dari total 1.989,9. Sementara pada sisi impor, Turki termasuk ke dalam 10 negara asal utama impor tembakau bagi Indonesia pada periode 2018 - 2022. Pada 2022, impor tembakau dari Turki mencapai 5.492,7 ton dari total perdagangan 164.659,6 ton.
Editor: Jeanny Aipassa