Erick Thohir Akan Hubungkan Holding BUMN Aviasi dengan Perusahaan Lokal dan Asing
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menghubungkan secara virtual kantor anggota holding BUMN Aviasi dan Pariwisata dengan sejumlah kantor perusahaan lokal serta luar negeri. Penyatuan kantor secara berjaringan itu untuk kerja sama di sektor pariwisata.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kerja sama ini sudah disetujui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebab itu, Erick akan mendorong holding Aviasi dan Pariwisata untuk mengeksplor kerja sama tersebut.
Untuk perusahan lokal, Kementerian BUMN akan menggandeng Traveloka, Expedia, dan perusahaan yang bergerak di bidang daerah tujuan wisata (tourism destinasi). Meski begitu, Erick belum menyebut perusahaan asing mana yang masuk dalam list kerja sama tersebut.
"Karena itu, kita juga eksplor kerja sama dengan banyak pihak seperti Traveloka, Expedia, dan lain-lain, serta sudah mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata, nanti semua kantor daripada tourism destinasi di luar negeri di link dengan kantor-kantor BUMN dan kedutaan, jadi menjadi suatu progres yang baik," ujar Erick di Jakarta, Jumat (27/11/2020).
Sementara itu, dalam mendorong rantai pasok atau value chain klaster di Holding Aviasi dan Pariwisata di sektor destinasi, Erick membagi tiga pola dari Initial engagement and planning di antaranya accessibilities, amenities, dan attraction.
Untuk accessibilities sendiri, terdapat beberapa perseroan plat merah seperti PT Angkasa Pura (Persero) atau AP, PT Garuda Indonesia (Persero), dan Maskapai Penerbangan Lion Air. Tugas yang dilakukan adalah pengembangan Infrastruktur, kerja sama dengan PT Sarinah (Persero) dan UMKM dalam menggenjot produk lokal di bandara. Serta kerja sama dengan maskapai penerbangan lain untuk mengoptimalkan manajemen penumpang.
"Untuk amenities, selain hotel, juga di sini IDTC sebagai pengembang pariwisata, akan kerja sama baik dengan merk lokal maupun internasional. Sama juga attraction, kita lihat juga seperti Jatim Park yang sudah kita MoU kan untuk beberapa titik wisata," katanya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN membentuk empat klaster utama guna mendorong kinerja bisnis holding Aviasi dan Pariwisata. Di mana, kedelapan emiten dimasukkan ke dalam empat klaster secara terpisah. Keempatnya adalah, klaster Airlines, klaster Airports, klaster Manajemen Destinasi, serta klaster Service Aviasi dan Logistik.
Untuk klaster Airport diisi oleh AP I Airports dan AP 2. Klaster Manajemen Destinasi diisi ITDC, TWC, Hotel Inna, Aerowisata, Garuda Indonesia Holiday France. Sedangkan klaster Airlines ada Garuda Indonesia dan Pelita Air Service.
Sementara klaster Aviasi dan Logistik di dalamnya ada Gapura, Angkasa Pura Solusi, GMF Indonesia, Garuda Indonesia Kargo, Angkasa Pura Kargo, Aero Express, Angkasa Pura Supports, Aerofood ACS, dan Sarinah. Erick menargetkan pembentukan klaster ini akan rampung pada dua tahun mendatang atau 2021-2022.
Terkait dengan tugas anggota holding Aviasi dan Pariwisata, AP I Airports bertugas mengelola bandar udara (bandara) di Wilayah Tengah dan Timur Indonesia, misalnya Bandara Manado, Bali, dan Yogya. AP II bertugas mengelola bandara di kawasan Barat dan Tengah misalnya, Jakarta dan Medan. Sedangkan Garuda Indonesia bertugas sebagai penyedia layanan full service carrier dan low cost carrier.
ITDC bertugas bertugas sebagai pengembangan destinasi wisata seperti di wilaya Mandalika, Labuan Bajo, termasuk content creator untuk pariwisata Indonesia. TWC bertugas sebagai pengembangan heritage seperti based asset mis, candi, atraksi kultur, produk kerajinan lokal, yang bertujuan menarik daya tarik wisatawan.
Sementara itu, Inna bertugas mengelola usaha pemasaran dan pengembangan destinasi portofolio group holding. Terakhir emiten Sarinah ditugaskan untuk pengembangan dan pemasaran produk lokal.
Editor: Dani M Dahwilani