Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Sports Summit 2025 Digelar! Erick Thohir Hadirkan Parade Menteri untuk Revolusi Olahraga Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

Erick Thohir Buka Opsi Merger Garuda, Citilink dan Pelita Air, Apa Alasannya?

Selasa, 22 Agustus 2023 - 14:12:00 WIB
Erick Thohir Buka Opsi Merger Garuda, Citilink dan Pelita Air, Apa Alasannya?
Erick Thohir Buka Opsi Merger Garuda, Citilink dan Pelita Air, Apa Alasannya?
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membuka opsi merger BUMN maskapai penerbangan. Hal ini merespons kurangnya kebutuhan 200 pesawat di dalam negeri.

Perhitungan itu diperoleh dari perbandingan antara Amerika Serikat dan Indonesia. Di Amerika Serikat, kata Erick, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik.

Di mana terdapat 300 juta populasi yang rata-rata pendapatan per kapita (GDP) mencapai 40.000 dolar AS. Sedangkan, di Indonesia terdapat 280 juta penduduk yang memiliki GDP 4.700 dolar AS.

Dengan jumlah itu, berarti Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Padahal sekarang, Indonesia baru memiliki 550 pesawat.

"Jadi perkara logistik kita belum sesuai," ucap  Erick di Tokyo, Jepang, Selasa (22/8/2023). 

Untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat tersebut, Erick pun membuka opsi menggabungkan atau merger tiga maskapai penerbangan pelat merah. Ketiganya adalah PT Garuda Indonesia Tbk, Citilink Indonesia, dan Pelita Air Service. 

Aksi korporasi itu sekaligus menekan biaya logistik di sektor penerbangan. Sebelumnya, langkah efisiensi sudah dilakukan di internal BUMN Pelindo dengan cara menggabungkan empat perusahaan Pelindo menjadi satu holding. 

"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari empat (perusahaan) menjadi satu. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," tutur dia. 

Sebagai informasi, merger Pelindo secara resmi telah terlaksana, dengan ditandatanganinya Akta Penggabungan empat BUMN Layanan Jasa Pelabuhan. 

Keempatnya BUMN yang dimaksud adalah PT Pelabuhan Indonesia I, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV. Mereka melebur kedalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II yang menjadi surviving entity.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut