Sentra Vaksinasi di Pesantren, Erick Thohir Ingin Pembelajaran Lancar dan Aman

JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan 6 juta dosis vaksin di sentra vaksinasi seluruh Indonesia, termasuk di Pondok Pesantren (Ponpes).

"BUMN menargetkan 6 juta dosis vaksin di sentra vaksinasi seluruh Indonesia, termasuk di pondok pesantren," kata dia dalam akunnya di Instagram, Senin (30/8/2021).

Baca Juga

Bapanas Pastikan Stok Telur Ayam Aman hingga Lebaran 2026

Dia menuturkan, pondok pesantren menjadi prioritas vaksinasi massal Covid-19. Ini supaya para kiai, ustaz hingga santri tenang menjalankan kegiatan belajar mengajar.

"Saya ingin semua kiai, ustadz, guru dan santri terlindungi, serta pembelajaran di pondok pesantren dapat berjalan lebih lancar, juga aman," ujarnya.

Baca Juga

Erick Thohir Siap Dukung Nelayan yang Ingin Lebih Berdaya dan Kaya

Erick juga berharap masyarakat Indonesia bisa melewati pandemi Covid-19 secara bersama-sama, dengan selalu sabar, berusaha, dan berdoa.

"Sabar, berikhtiar, dan terus berdoa serta tawaqal. Insya Allah kita bisa melewati pandemi ini bersama-sama," ucapnya.

Baca Juga

Erick Thohir Sebut BUMN Fokus Program Penciptaan Lapangan Kerja

Mengutip Antara, Erick sebelumnya juga mengapresiasi upaya BRI mempercepat herd immunity melalui program vaksinasi bagi 3.000 santri di Pondok Pesantren KHAS (Kyai Haji Aqiel Siroj) Kempek Cirebon, Jawa Barat.

Dia menyampaikan vaksinasi di kalangan santri dan pengurus ponpes menjadi upaya membentuk herd immunity di bidang pendidikan yang secara bertahap dan terbatas memulai belajar tatap muka. Erick menegaskan, pemerintah selalu berusaha keras untuk melaksanakan dan menggencarkan vaksinasi secara nasional.

Baca Juga

Gencarkan Vaksinasi, Erick Thohir: Para Menteri Kawal dan Berkolaborasi agar Indonesia Sehat

Sementara Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRI berkomitmen untuk terus mengambil peran dalam mendukung pemerintah mempercepat program vaksinasi di berbagai daerah di Indonesia agar herd immunity dapat segera terbentuk dan masyarakat dapat beraktivitas normal kembali.

Editor: Jujuk Ernawati