Erick Thohir: Program Makmur untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani
JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani. Menurutnya, dalam situasi seperti ini BUMN harus terus meningkatkan perannya dalam membangun ekonomi rakyat.
"Salah satunya, yakni petani yang selama ini masih dalam kondisi yang tidak maksimal. Karena itu, PT Pupuk Indonesia akan menggelontorkan program di lima titik yang mencakup 40.000 hektare dan 28.000 petani," kata dia dalam acara Penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Program Makmur antara PT Pupuk Indonesia dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk di Kementerian BUMN, Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (30/9/2021).
Erick berharap BUMN bisa mendampingi pembiayaan, pupuk, bibit untuk petani, termasuk pembentukan Project Management Office (PMO) untuk memastikan penjamin atau offtaker-nya.
"Kita coba lakukan ini tidak lain tadi potensi dan momentumnya ada, bagaimana Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Cuma kita mulai dari kecil dulu. Kalau program ini bisa berjalan baik selama setahun ke depan, kita akan review dan baru kita akan tingkatkan di beberapa provinsi yang memiliki potensi," tuturnya.
Erick Thohir menyaksikan penandatanganan MoU antara PT Pupuk Indonesia dengan BRI di Kementerian BUMN, Jakarta. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Bank BRI Sunarso dan Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman. Turut hadir dalam acara tersebut Sharon Florencia yang hari ini menggantikan peran Menteri BUMN serta sejumlah pejabat terkait lainnya.
Program Makmur terdiri dari berbagai aspek yang membantu petani dan budi daya pertanian, mulai dari pengelolaan budi daya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budi daya pertanian, digital farming, dan mekanisme pertanian. Selanjutnya ada juga disiapkan akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian serta adanya offtaker atau jaminan pasar bagi petani.
Program ini juga telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas pada komoditas jagung dan padi yang masing-masing hingga sebesar 42 persen dan 34 persen. Begitu juga dari sisi keuntungan petani terjadi adanya kenaikan, yaitu untuk petani jagung sebesar 52 persen dan petani padi sebesar 41 persen.
Meningkatnya keuntungan petani ini menandakan para petani memiliki daya beli yang meningkat sehingga memiliki kemampuan untuk membeli pupuk nonsubsidi. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan program ini, yaitu bagaimana memaksimalkan pemanfaatan pupuk nonsubsidi untuk produktivitas pertanian.
Editor: Jujuk Ernawati