Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Komentar Haru Erick Thohir usai Timnas Indonesia U-17 Ukir Sejarah di Piala Dunia U-17 2025
Advertisement . Scroll to see content

Erick Thohir Ungkap Penyebab Utama Garuda Indonesia Dilanda Krisis

Kamis, 03 Juni 2021 - 19:04:00 WIB
Erick Thohir Ungkap Penyebab Utama Garuda  Indonesia Dilanda Krisis
Menteri BUMN Erick Thohir
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - PT Garuda Indonesia dilanda krisis. Bahkan, perusahaan penerbangan pelat merah itu terancam gulung tikar jika gagal melakukan restrukturisasi.  

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, salah satu penyebab Garuda Indonesia dalam kondisi krisis karena masalah biaya sewa pesawat dari lessor. Dia menjelaskan, dari 36 lessor atau perusahaan penyewa pesawat yang menjadi mitra kerja Garuda Indonesia, sebagian mematok harga tinggi. Selain itu, ada lessor yang terlibat dalam kasus korupsi sebelumnya. 

"Ada lessor yang tidak ikutan dengan kasus itu, tetapi pada hari ini kemahalan karena ya kondisi (pandemi). Nah itu yang kita juga harus negosiasi ulang, nah beban terberat saya rasa itu," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (3/6/2021).

Sementara dalam skema penyelamatan, Kementerian BUMN akan memetakan ke-36 lessor, mana perusahaan yang akan tetap digandeng oleh Garuda. Nantinya, pemegang saham dan manajemen melakukan negosiasi ulang dengan lessor yang masih menjadi mitra maskapai penerbangan pelat merah itu. 

Akar persoalan berikut adalah rute penerbangan. Erick mencatat, rute penerbangan internasional tidak memberi dampak signifikan bagi pemasukan Garuda. Tercatat, hanya 22 persen saja atau sekitar Rp300 triliun yang memberi kontribusi kepada pendapatan perusahaan. 

Sementara, pasar domestik memberi kontribusi sebesar 78 persen atau mencapai Rp1.400 triliun. Karena itu, pemegang saham akan mengubah model bisnis Garuda, yakni akan difokuskan pada rute penerbangan domestik. 

"Karena memang banyak negara yang pasti harus melakukan ekspansi internasional karena memang negaranya sepulau atau setitik. Kita ya enggak perlu, dengan kekuatan domestik, kita bermain dengan market yang sama dengan mereka karena itu beda bisnis model," tuturnya.

Saat ini, Kementerian BUMN tengah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait, terutama dengan Kementerian Perhubungan untuk menyinkronkan bisnis Garuda Indonesia dan sejumlah infrastruktur yang dikelola. 

"Ini kesempatan sinkronisasi dengan kementerian lain kalau airportnya titik yang dibuka, dari airport titik itu maka Garuda bisa menyebar ke-20 kota. Tapi titik airport itu dibuka, tapi dari titik ke dalam domestik hanya Garuda ataupun misalnya penerbangan swasta," papar Erick. 

Dia menilai, langkah tersebut merupakan terobosan paling realistis untuk menyelamatkan industri penerbangan negara. Sebab, Garuda mempekerjakan setidaknya 1.300 pilot dan awak kabin serta 2.300 pegawai.

Selain itu, Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi berkah tersendiri bagi industri penerbangan. Sedangkan aviasi milik pemerintah negara lain bahkan mengalami kondisinya lebih memprihatinkan dibandingkan dengan Garuda. 

“Jadi kita patut bersyukur tinggal bagaimana mencari cara agar Garuda bisa sustainable (berkelanjutan) karena Indonesia negara kepulauan dan domestik market kuat maka harus bisa menjadi peluang,” ucapnya. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut