Ganjar Silaturahmi dengan Warga Sumut, Ibu-Ibu Mengeluh Harga Bahan Pokok Naik
DELI SERDANG, iNews.id - Calon presiden (capres), Ganjar Pranowo, menerima keluhan warga Sumatera Utara (Sumut) khususnya ibu-ibu tentang harga bahan pokok yang naik.
Hal itu, disampaikan dalam silaturahmi Ganjar bersama tokoh masyarakat, agama, petani, budayawan, nelayan, dan sukarelawan se-Sumatera Utara di daerah Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, pada Jumat (10/11/2023).
Dalam pertemuan itu, sejumlah warga dari kalangan ibu rumah tangga mengeluhkan harga bahan pokok, mulai dari beras, telur, hingga cabai yang naik.
"Harga telur naik Pak, naik Rp2000," kata seorang ibu rumah tangga bernama Rini, yang disambut dengan teriakan ibu-ibu lainnya tentang harga beras dan cabai yang juga mengalami kenaikan.
Ganjar kemudian merespon tersebut. Ganjar mencatat bahwa selama perjalanannya di Lampung, Sumatera Selatan hingga Sumatera Utara, masyarakat mengeluhkan terkait dengan harga kebutuhan pokok seperti beras, telur, dan cabai yang mengalami kenaikan.
Menurut Ganjar, perlunya stabilisasi harga dengan memantau harga komoditas, mempercepat distribusi, dan mencari sumber lain. Langkah-langkah tersebut harus segera diambil agar masyarakat tidak terlalu lama menerima akibat buruk dari kenaikan harga tersebut.
"Memang stabilisasi ini harus segera dilakukan, apakah mulai dengan cara memantau harga komuditas termasuk stoknya, sehingga distribusinya akan bisa lebih cepat, atau mendatangkan dari sumber-sumber lain. Itulah yang kemudian bisa kita lakukan. Stabilisasi harus segera dilakukan, karena ini sudah menjadi obrolan-obrolan di masyarakat," kata Ganjar seusai pertemuan.
Mengenai kondisi petani, Ganjar menyoroti kendala dalam distribusi pupuk. Mantan gubernur Jawa Tengah ini menekankan pentingnya pendataan penerima pupuk, distribusi yang tepat sasaran, penambahan subsidi pupuk, pembuatan pabrik pupuk hingga digitalisasi untuk menghindari ketidakberesan dalam penyaluran pupuk.
Ganjar juga menyebut perlunya penyelesaian masalah data petani Indonesia guna memastikan keberhasilan upaya stabilisasi harga bahan pokok.
"Pupuk kesulitan. Maka penting satu untuk mendata, siapa penerimaa pupuknya, distribusinya harus tepat sasaran dan mesti digitalisasi, sehingga siapa berhak dan siapa enggak berhak. Harus kita selesiakan satu data petani Indonesia," ungkap Ganjar.
Editor: Jeanny Aipassa