Garap Proyek Strategis Nasional, Adhi Karya (ADHI) Rights Issue 7,12 Miliar Saham
JAKARTA, iNews.id - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan menawarkan 7,12 miliar saham Seri B senilai Rp100 per saham.
Dalam prospektus yang diterbitkan, yang berhak melaksanakan rights issue yakni para pemegang saham yang ada dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 19 Oktober 2022 pukul 15.00 WIB. Perseroan belum menentukan harga pelaksanaan rights issue.
Dalam aksi korporasi ini, pemerintah sebagai pemegang saham utama ADHI akan melaksanakan haknya sesuai dengan porsi kepemilikan saham dengan skema penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1,97 triliun.
Dana Rp1,97 triliun hasil right issue yang berasal dari PMN untuk setoran modal terutama akan digunakan untuk menggarap Proyek Strategis Nasional (PSN) antara lain:
- Rp1,4 triliun untuk proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo
- Rp400 miliar untuk Proyek Tol Yogyakarta-Bawen, dan sebesar
- Rp200 miliar untuk proyek SPAM Karian-Serpong (Timur).
Adapun, sisa dana rights issue setelah digunakan untuk tiga proyek utama akan digunakan untuk penyertaan dan modal kerja konstruksi PSN dan Non PSN di antaranya, proyek jalan tol, preservasi jalan lintas, SPAM, pengelolaan limbah dan proyek infrastruktur lainnya.
Terkait kinerja perseroan, pada paruh pertama tahun 2022, ADHI membukukan laba sebesar Rp 10,23 miliar di semester I 2022. Angka itu naik 23,53 persen dari perolehan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,28 miliar.
Kenaikan laba perseroan juga didorong oleh peningkatan pendapatan usaha sebesar 42,34 persen menjadi Rp6,32 triliun dari sebelumnya Rp4,44 triliun. Pendapatan segmen teknik dan konstruksi menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang Rp5,26 triliun atau naik 42,55 persen dari Rp3,69 triliun.
Kemudian, segmen properti dan hospitality mencatatkan pendapatan sebesar Rp409,50 miliar, naik 8,40 persen dari sebelumnya Rp377,75 miliar. Segmen manufaktur tercatat sebesar Rp375,80 miliar, serta pendapatan investasi dan konsesi sebesar Rp273,36 miliar.
Editor: Jeanny Aipassa