JAKARTA, iNews.id - Harga bawang putih di pasar tradisional DKI Jakarta masih mahal pada hari ini, Kamis (1/6/2023). Bahkan, ada yang menjual hingga Rp45.000 per kilogram (kg).
Melansir Informasi Harga Pangan Jakarta, harga bawang putih tertinggi ada di pasar Ramangun dan Mayestik. Kedua pasar ini menjual bawang putih dengan harga Rp45.000 per kg. Sementara di pasar lainnya lebih rendah, namun tetap lebih tinggi dibandingkan harga normal pada kisaran Rp20.000-Rp25.000 per kg.
 
                                ADB Beri Pinjaman Rp2,9 Triliun untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi RI
Sementara di Pasar Minggu menjual bawang putih pada harga Rp40.000 per kg. Harga yang sama diterapkan di Pasar Ujung Menteng, Pasar Tanah Abang Blkk A-G, Pasar Petojo Ilir, Pasar Gondangdia, Pasar Pesanggrahan, Pasar Kalibaru, Pasar Koja Baru, Pasar Kelapa Gading, serta Pasar Anyer Bahari.
Sedangkan Pasar Senen Blok III-IV, Pasar Perumnas Klender, Pasar Pal Meriam, Pasar Klender SS, Pasar Kebayoran Lama, Pasar Cipete, Pasar Kalideres, Pasar Pal Merah, Pasar Johar Baru, serta Pasar Cijantung, menjual bawang putih Rp35.000 per kg.
 
                                        Pengusaha Minta Izin Impor Bawang Putih Diterbitkan, Begini Respons Mendag Zulhas
Mengutip data Center for Indonesian Studies (CIPS), harga bawang putih pada April 2022 dibanderol Rp30.670 per kg. Harga ini kemudian naik menjadi Rp36.170 per kg pada Mei 2023.
Menurut Peneliti CIPS Hasran, pemerintah perlu mengevaluasi regulasi impor bawang putih untuk memastikan efektivitas dan dampaknya terhadap kebutuhan bawang putih di dalam negeri. Itu karena harga bawang putih saat ini melambung, imbas minimnya stok.
 
                                        Tak Hanya Bawang Putih, Harga Bawang Merah hingga Cabai Rawit Merah Juga Naik
"Sayangnya, walaupun sudah menempuh jalur impor, harganya di pasaran tetap tinggi. Dapat dipastikan, fenomena naiknya harga ini disebabkan oleh prosedur impor yang tidak efisien, dan biaya logistik di dalam negeri yang masih tinggi," tutur dia.
Karena itu, Kementerian perdagangan perlu meninjau kembali kebijakan hambatan non-tariff atau non-tariff measures (NTM), terutama pada importasi bawang putih. Dia menilai, kebijakan NTM yang tidak perlu akan membuat importasi menjadi terlambat dan berdampak pada harga jual yang lebih mahal.
 
                                        Pedagang: Harga Bawang Putih Mahal, Kualitas Menurun
Editor: Jujuk Ernawati
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku
 
                 
                             Advenia Elisabeth
                    Advenia Elisabeth                 
                                
             
                                
             
                                
             
                                
             
                                
            