Harga BBM Non-Subsidi Naik, Luhut: Tidak Ada Itu Diam-Diam

JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai, kebijakan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi sudah tepat karena harga minyak dunia yang terus melambung.

“Enggak ada masalah. Yang penting kan untuk rakyat kecil yang tidak dinaikkan. Pokoknya yang untuk rakyat kecil, pemerintah, presiden commited tidak akan melakukan perubahan,” kata Luhut di Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Baca Juga

Transaksi Business Matching UMKM Januari-Oktober 2025 Capai Rp2,17 Triliun

Dia pun mengapresiasi Pertamina yang tidak menaikkan harga BBM bersubsidi sehingga kenaikan BBM non-subsidi tidak akan berpengaruh pada konsumsi masyarakat bawah. Pasalnya, kata Luhut, BBM non-subsidi biasanya dinikmati masyarakat menengah ke atas.

“Sepanjang kepentingan tetap rakyat bawah itu tidak akan berubah lagi, tapi masa yang ini bensin mobil camry  disubsidi,” ucapnya.

Luhut juga menampik bahwa kenaikan harga BBM non-subsidi dilakukan secara diam-diam. Menurut dia, penetapan harga BBM non-subsidi memang sepenuhnya dilakukan Pertamina sementara pemerintah hanya mengatur naik turunnya harga BBM jenis premium. "Tidak ada itu diam-diam. Pemerintah ini transparan,” tegasnya.

Sebelumnya, Pertamina merilis daftar harga BBM terbaru per 24 Februari dengan kenaikan harga pada mayoritas BBM nonsubsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite.

BBM jenis Pertamax per liternya di wilayah Jakarta naik dari Rp8.600 menjadi Rp8.900, Pertamax Turbo naik dari Rp9.600 menjadi Rp10.100. Jenis BBM Pertamina Dex naik dari sebelumnya Rp9.250 per liter menjadi Rp10.000, dan Dexlite naik dari sebelumnya Rp7.500 menjadi Rp8.100, dan Pertalite dari Rp7.500 menjadi Rp7.600.

Sementara BBM Premium tidak mengalami perubahan yaitu Rp6.450 per liter. Kenaikan harga terjadi tidak hanya di Jakarta, namun juga di beberapa daerah lainnya. Misalnya, untuk wilayah Sumatera, harga Pertamax mayoritas naik sebesar Rp100 untuk per liter.

Editor: Rahmat Fiansyah