Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Harga Bitcoin Anjlok 12 Persen dalam Sepekan, Apa Pemicunya?
Advertisement . Scroll to see content

Harga Bitcoin Sentuh Rp1 Miliar, Melesat 50 Persen dalam Sebulan

Rabu, 06 Maret 2024 - 06:39:00 WIB
Harga Bitcoin Sentuh Rp1 Miliar, Melesat 50 Persen dalam Sebulan
Harga Bitcoin sempat mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Kini mata uang kripto ini diperdagangkan sekitar 63.767 dolar AS atau setara Rp1 miliar. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Harga Bitcoin sempat mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di lebih dari 69.000 dolar AS. Mata uang kripto ini naik menjadi sekitar 69.200 dolar atau setara Rp1,08 miliar, sebelum jatuh kembali diperdagangkan sekitar 63.767 dolar AS atau setara Rp1 miliar.

Mengutip BBC, nilai bitcoin telah melonjak lebih dari 50 persen selama sebulan terakhir, menurut platform data pasar mata uang kripto, CoinMarketCap. Lonjakan harga baru ini dipicu oleh raksasa keuangan Amerika Serikat (AS) yang menggelontorkan miliaran dolar untuk membeli bitcoin.

Profesor keuangan di Sussex University, Carol Alexander mengatakan, harga bitcoin bisa lebih tinggi dari rekor barunya. Namun dia mengingatkan bahwa mata uang kripto sangat fluktuatif.

“Terlalu sering di masa lalu, jatuhnya harga diatur sedemikian rupa sehingga investor biasa yang membeli Bitcoin selama bubble adalah pihak yang dirugikan,” ucap Alexander. 

Rekor baru ini mewakili momen dramatis lainnya dalam sejarah bitcoin yang penuh gejolak. Kripto ini ditemukan pada tahun 2009 oleh seseorang atau beberapa orang yang menyebut diri mereka Satoshi Nakamoto, identitas asli mereka masih menjadi misteri.

Dianggap sebagai sarana untuk menghasilkan uang melalui internet, akarnya terletak pada etos anti-kemapanan yang mendorong masyarakat untuk hidup bebas dari struktur kekuasaan lembaga keuangan dan pemerintah yang ada.

Namun, nilai baru yang tinggi sepanjang masa ini terjadi justru karena perusahaan-perusahaan besar tersebut telah menggelontorkan miliaran dolar untuk mengakuisisinya.

Hal ini dimungkinkan karena, pada bulan Januari 2024, regulator AS dengan enggan menyetujui beberapa Dana yang Diperdagangkan di Bursa Bitcoin (ETF). Hal ini memungkinkan perusahaan investasi raksasa seperti Blackrock, Fidelity, dan Grayscale untuk menjual produk berdasarkan harga bitcoin.

Perusahaan tersebut telah membeli ratusan ribu bitcoin, sehingga dengan cepat meningkatkan nilainya.

Bagi banyak pemegang bitcoin, hal ini akan menjadi momen untuk merayakannya karena kekayaan mereka akan meningkat pesat. Namun sejarah menunjukkan bahwa mereka harus bersiap menghadapi perubahan tersebut.

Nilai bitcoin anjlok ke posisi terendah dalam 18 bulan hampir 20.000 dolar AS pada Juni 2022 karena investor berusaha memutuskan hubungan dengan investasi berisiko di tengah prospek ekonomi global yang suram.

Harga mata uang kripto semakin merosot pada akhir tahun itu ketika FTX, bursa mata uang kripto besar yang didirikan oleh “raja kripto” Sam Bankman-Fried, bangkrut pada November 2022.

Puncak dan palungnya berlanjut sepanjang tahun 2023, namun mata uang kripto itu berhasil naik kembali hingga diperdagangkan di atas 40,000 dolar AS menjelang akhir tahun.

Bukan hanya perusahaan dan investor individu yang memantau fluktuasi tersebut dengan cermat. Di Amerika Tengah, Presiden El Salvador Nayib Bukele telah menggunakan mata uang kripto.

Pemimpin pecinta Bitcoin ini telah menghabiskan lebih dari 100 juta dolar AS uang negara untuk membeli hampir 3.000 bitcoin selama beberapa tahun terakhir. Investasinya kini bernilai sekitar 60 persen lebih tinggi dari yang dia bayarkan, meskipun tidak ada catatan publik yang dirilis secara spesifik.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut