Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Harga Minyak Mentah RI ICP Turun Jadi 66,07 Dolar AS per Barel
Advertisement . Scroll to see content

Harga Minyak Anjlok, Imbas Laporan Inflasi AS

Rabu, 15 Maret 2023 - 07:45:00 WIB
Harga Minyak Anjlok, Imbas Laporan Inflasi AS
Ilustrasi harga minyak. (Foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Harga minyak anjlok lebih dari 4 persen ke level terendah dalam tiga bulan terakhir, pada penutupan perdagangan Selasa (14/3/2023) atau Rabu (15/3/2023) dini hari WIB. Anjloknya harga minyak dunia dipicu kekhawatiran investor atas laporan inflasi AS dan kegagalan sejumlah bank AS. 

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun 3,32 dolar AS atau 4,1 persen menjadi 77,45 dolar AS per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terkoreksi 3,47 dolar AS atau 4,6 persen ke 71,33 dolar AS per barel.

Harga minyak tersebut tercatat menjadi yang terendah sejak 9 Desember 2022 dan persentase penurunan satu hari terbesar sejak awal Januari 2023. Selain itu, kedua kontrak secara teknis jatuh ke wilayah oversold untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu.

Laporan mengenai Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,4 persen pada Februari 2923 dari 0,5 persen pada Januari 2023 menimbulkan dilema bagi Federal Reserve (The Fed) sekaligus mencemaskan investor atas dampak kenaikan suku bunga The Fed terhadap sektor keuangan. 

"Harga minyak mentah jatuh setelah sebagian besar laporan inflasi menyegel kesepakatan untuk setidaknya satu kali kenaikan suku bunga Fed," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.

The Fed pada pertemuan pekan depan, diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya hanya seperempat persentase poin minggu depan, turun dari perkiraan sebelumnya 50 basis poin, dan memberikan kenaikan lain dengan ukuran yang sama pada Mei. 

Selain itu, turunnya harga minyak juga dipicu gelombang kejut dari keruntuhan Silicon Valley Bank, meskipun sudah ada jaminan dari pemerintah untuk keamanan dana para nasabah. 

"Pasar mengantisipasi resesi di masa depan atau bisa jadi satu atau lebih dana harus mengumpulkan uang tunai dan mengurangi risiko pembukuan mereka, karena mereka khawatir tentang likuiditas setelah kegagalan bank," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group. Dia belum pernah mendengar ada dana yang bermasalah.

Penurunan harga minyak juga terjadi menjelang data AS yang diperkirakan menunjukkan perusahaan-perusagaan energi menambahkan sekitar 1,2 juta barel minyak ke stok minyak mentah selama pekan yang berakhir 10 Maret.

American Petroleum Institute (API), sebuah grup industri, akan mempublikasikan data persediaan minyaknya pada Selasa pukul 16.30 waktu setempat dan Badan Informasi Energi AS pada Rabu pada pukul 10.30 waktu setempat.

Sementara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproyeksikan permintaan minyak yang lebih tinggi di China, seiring beroperasinya kembali hotel, restoran, dan industri setelah pandemi Covid-19 mereda. Namun, OPEC mempertahankan perkiraannya untuk permintaan minyak dunia meningkat sebesar 2,32 juta barel per hari, atau 2,3 persen, pada tahun 2023. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut