Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Anak Riza Chalid Heran Didakwa Rugikan Negara Rp2,9 Triliun: Itu Kontrak Sewa 10 Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Harga Minyak Mentah AS Naik 20 Persen

Rabu, 06 Mei 2020 - 08:30:00 WIB
Harga Minyak Mentah AS Naik 20 Persen
Harga minyak naik. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Harga minyak melonjak pada Selasa (5/5/2020) waktu setempat. Minyak mentah Amerika Serikat (AS) melonjak lebih dari 20 persen, karena investor menyambut tanda-tanda penurunan produksi sambil mengharapkan kemungkinan pemulihan permintaan.

Mengutip Xinhua, Rabu (6/5/2020), minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni meningkat 4,17 dolar AS, atau 20,45 persen, menjadi 24,56 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, mencatat kenaikan beruntun lima hari.

Minyak mentah brent untuk pengiriman Juli naik 3,77 dolar AS, atau 13,86 persen, menjadi 30,97 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu-sekutunya sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari untuk Mei dan Juni, yang bertujuan untuk mengatasi kelebihan pasokan global di tengah krisis Covid-19.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan energi AS telah melakukan upaya untuk membatasi produksi. Pemotongan produksi oleh produsen shale oil AS diperkirakan mencapai 300.000 barel per hari untuk Mei dan Juni, menurut perkiraan oleh perusahaan konsultan Rystad Energy.

Jumlah pengeboran rig AS yang aktif untuk minyak menurun 53-53 minggu lalu, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan pada hari Jumat. Sentimen pasar juga didukung karena para traders bertaruh kenaikan permintaan minyak mentah karena lebih banyak negara mulai mengurangi pembatasan lockdown.

Namun, para ahli mencatat, ketidakpastian tetap ada di pasar energi. "Kami percaya bahwa masih banyak pertanyaan yang masih terbuka untuk dikatakan dengan pasti, apakah itu sehubungan dengan pemulihan permintaan atau pemotongan pasokan," kata Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan pada Selasa.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut