Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Fenomena Zohran Mamdani dan Energi Baru Politik Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

Harga Minyak Mentah Diprediksi Bergerak Fluktuatif Sepanjang 2024

Senin, 08 Januari 2024 - 07:12:00 WIB
Harga Minyak Mentah Diprediksi Bergerak Fluktuatif Sepanjang 2024
Harga minyak mentah dunia diperkirakan akan tetap bergerak fluktuatif sepanjang tahun ini. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah dunia diperkirakan akan tetap bergerak fluktuatif sepanjang tahun ini. Harga komoditas tersebut telah turun lebih dari 10 persen pada 2023 yang merupakan tahun perdagangan penuh gejolak ditandai oleh gejolak geopolitik dan kekhawatiran terhadap tingkat produksi minyak dari produsen-produsen utama di seluruh dunia.

Mengutip Reuters, analis Bank of America (BofA) dalam sebuah catatan menyebut, perusahaan-perusahaan dan penyulingan minyak Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan menghadapi 12 bulan lagi perdagangan yang penuh tantangan pada 2024. Diperkirakan harga rata-rata minyak mentah jenis Brent menyentuh 80 dolar AS per barel.

“Kami memperkirakan minyak akan tetap fluktuatif, diperburuk oleh besarnya pengaruh pasar yang dipengaruhi oleh geopolitik dan kebijakan OPEC,” tulis analis BofA dikutip, Senin (8/1/2024).

Sementara, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) saat ini memangkas produksi sekitar 6 juta barel per hari. Angka ini mewakili sekitar 6 persen dari pasokan global.

BofA menyebut, tantangan terbesar bagi investor tahun ini adalah untuk tidak meremehkan komitmen Arab Saudi terhadap produksi minyak mentah dan mengakui bahwa Brent dapat tetap berada pada kisaran 70-90 dolar AS per barel karena produksi non-OPEC dan prospek permintaan yang tidak pasti.

Disebutkan juga bahwa valuasi untuk sektor minyak mentah rata-rata kurang menarik dibandingkan sebelumnya sejak pandemi Covid-19. Hal ini menyusul pemulihan yang kuat selama tiga tahun terakhir.

Namun, BofA melihat adanya dampak negatif dari pembuatan kesepakatan baru-baru ini di ladang minyak serpih terbesar AS, cekungan Permian.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut