SINGAPURA, iNews.id - Harga minyak mentah dunia diperkirakan akan mengalami penurunan tiga minggu berturut-turut. Hal ini karena kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat konflik Israel-Hamas telah mereda, sehingga persoalan terkait permintaan kembali muncul.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Januari naik 40 sen atau 0,5 persen menjadi 80,41 dolar AS per barel pada perdagangan hari ini, Jumat (10/11/2023). Sementara, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Desember di level 76,04 dolar AS per barel, naik 30 sen atau 0,4 persen.
MedcoEnergi (MEDC) Gabung OGMP 2.0, Perkuat Komitmen Capai Net Zero di 2050
Pada perdagangan minggu ini, Brent mengalami penurunan 5,7 persen, dan WTI telah melemah 5,9 persen sejak minggu lalu. Penurunan selama tiga minggu ini merupakan penurunan mingguan terpanjang untuk kedua kontrak sejak penurunan empat minggu dari pertengahan April hingga awal Mei.
“Ancaman gangguan pasokan dari Timur Tengah terus menurun. Konflik masih dapat diatasi dengan baik di Gaza, meskipun ada kekhawatiran bahwa konflik akan meningkat karena negara-negara tetangga Arab menunjukkan ketidaksenangan mereka,” tulis ANZ Research dalam sebuah catatan.
Perasaan bahwa gangguan pasokan akibat konflik Israel-Hamas mulai mereda terjadi seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap permintaan, terutama dari China, importir minyak terbesar di dunia.
Data ekonomi China yang lemah minggu ini meningkatkan kekhawatiran akan melemahnya permintaan. Selain itu, pabrik penyulingan di China pembeli minyak mentah terbesar dari eksportir terbesar dunia, Arab Saudi, meminta lebih sedikit pasokan dari Arab Saudi untuk bulan Desember.
Namun, analis di Citi dalam sebuah catatan menyampaikan bahwa pihaknya memperkirakan tekanan ke bawah akan mereda dan harga minyak mentah akan pulih setelah jatuh ke level terendah sejak Juli awal pekan ini.
“Kami memperkirakan harga akan berkonsolidasi, dan kami mempertahankan perkiraan harga jangka pendek dengan dukungan yang diharapkan datang dari pelonggaran pemeliharaan kilang dan pergeseran risk-reward bagi investor setelah aksi jual baru-baru ini,” tulis analis Citi.
Editor: Aditya Pratama
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku