Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pesawat Jet Pribadi Bawa Kepala Staf Angkatan Bersenjata Libya Jatuh di Turki, Ini Dugaan Penyebabnya
Advertisement . Scroll to see content

Harga Minyak Mentah Naik 3 Persen Imbas Penutupan Ladang Utama Libya

Kamis, 04 Januari 2024 - 06:51:00 WIB
Harga Minyak Mentah Naik 3 Persen Imbas Penutupan Ladang Utama Libya
Harga minyak mentah naik sekitar 3 persen pada perdagangan, Rabu (3/1/2024) waktu setempat. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah naik sekitar 3 persen pada perdagangan, Rabu (3/1/2024) waktu setempat. Hal ini disebabkan penutupan di ladang minyak utama Libya yang menambah kekhawatiran meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dapat mengganggu pasokan minyak global.

Mengutip Reuters, minyak mentah Brent meningkat 2,36 dolar AS atau 3,1 persen menjadi 78,25 dolar AS per barel. Lalu, West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,32 dolar AS atau 3,3 persen menjadi menetap di 72,70 dolar AS per barel.

Kedua harga minyak mentah acuan ini ditutup lebih tinggi untuk pertama kalinya dalam lima hari perdagangan dengan persentase kenaikan harian terbesar untuk WTI sejak pertengahan November 2023.

"Minyak diperdagangkan lebih tinggi didukung oleh protes di ladang minyak terbesar Libya dan serangan lebih lanjut di Laut Merah," ujar analis senior di perusahaan data dan analisis OANDA, Craig Erlam.

Libya, yang merupakan anggota OPEC, melakukan protes dan memaksa penghentian produksi di ladang minyak utama Sharara yang berkapasitas 300.000 barel per hari (bpd).

Harga minyak mentah dunia juga naik setelah Israel mengintensifkan pemboman di Jalur Gaza setelah perangnya dengan kelompok Hamas Palestina yang didukung Iran meluas hingga ke Lebanon dengan terbunuhnya wakil pemimpin Hamas di Beirut. Israel tidak membenarkan atau menyangkal bertanggung jawab.

Ketua kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon, yang juga didukung oleh Iran, memperingatkan pembunuhan wakil ketua Hamas merupakan kejahatan besar dan berbahaya yang tidak bisa didiamkan.

Sementara di Laut Merah, kelompok lain yang didukung Iran, Houthi di Yaman, terus menyerang kapal-kapal yang memicu kekhawatiran bahwa konflik Timur Tengah yang lebih luas dapat berkembang dan menutup saluran transportasi minyak penting seperti Laut Merah dan Teluk Persia.

Adapun, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan bahwa kerja sama dan dialog dalam aliansi produsen minyak OPEC+ yang lebih luas akan berlanjut setelah Angola mengumumkan akan meninggalkan kelompok tersebut pada bulan lalu.

OPEC+, yang mencakup OPEC dan sekutunya seperti Rusia menyampaikan akan menggelar pertemuan pada 1 Februari 2024 untuk meninjau penerapan pengurangan produksi minyak terbaru.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut