Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BI Tahan Suku Bunga di Level 4,75 Persen, Ini Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Harga Minyak Mentah Pulih setelah Anjlok 3 Hari

Kamis, 04 Mei 2023 - 11:41:00 WIB
Harga Minyak Mentah Pulih setelah Anjlok 3 Hari
Harga minyak mentah pulih setelah anjlok 3 hari. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah sedikit pulih pada Kamis (4/5/2023). Namun tidak dapat mengembalikan penurunan lebih dari 9 persen selama tiga hari sebelumnya. 

Anjloknya harga minyak dipicu kekhawatiran permintaan di konsumen utama. Ini mengesampingkan sinyal Amerika Serikat (AS) bisa menghentikan kenaikan suku bunga acuannya. 

Minyak Brent berjangka naik 17 sen atau 0,2 persen menjadi 72,5 per barel pada pukul 09.57 WIB. Sejak Jumat pekan lalu, Brent anjlok lebih dari 9 persen dan awal hari ini sempat jatuh ke level 71,28 dolar. 

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2 sen menjadi 68,62 dolar AS per barel. WTI turun nyaris 11 persen dari Jumat lalu hingga penutupan Rabu dan pada awal perdagangan Kamis jatuh ke level 63,64 dolar AS.

Harga minyak telah jatuh minggu ini di tengah tanda-tanda pertumbuhan manufaktur yang lemah di China, importir minyak terbesar dunia. Selain itu, setelah AS sebagai konsumen minyak terbesar dunia, menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 2007 pada Rabu (3/5/2023) waktu setempat, yang mengancam pertumbuhan ekonomi AS di masa depan.

Namun, dengan beberapa pertumbuhan positif di sektor jasa AS dan ekspektasi bahwa penurunan produksi oleh produsen utama yang dimulai bulan ini akan membatasi pasokan, investor dan analis kembali ke pasar.

"Minyak mulai mendapat dukungan karena semua berita pasokan dan permintaan yang buruk telah diantisipasi," kata analis di OANDA Edward Moya, dikutip dari Reuters, Kamis (4/5/2023).

Adapun The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) seperti yang diperkirakan. The Fed juga mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk memberikan waktu kepada pejabat menilai dampak dari kegagalan bank baru-baru ini dan menunggu kejelasan atas perselisihan tentang menaikkan plafon utang AS.

Runtuhnya bank AS ketiga sejak Maret, didorong oleh ketidakmampuan mereka mengelola kenaikan suku bunga, juga membebani pasar keuangan secara keseluruhan.

Sementara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia (OPEC+) telah mulai pengurangan produksi sukarela sekitar 1,16 juta barel per hari pada awal bulan ini. Hal itu diharapkan akan mendukung pasar minyak ke di tengah permintaan puncak musim panas.

"Sepertinya OPEC+ akan mendapat tekanan untuk akhirnya menunjukkan bahwa mereka dapat memenuhi kuota pengurangan produksi tersebut dan mungkin berada dalam posisi untuk memberi sinyal lebih banyak pemotongan akan datang," tutur Moya.

Investor juga menunggu perkembangan dari Bank Sentral Eropa, yang akan menaikkan suku bunga pada Kamis waktu setempat. Sedangkan kekhawatiran permintaan China terus membebani pasar terutama setelah survei sektor swasta menunjukkan aktivitas pabrik secara tak terduga turun pada April karena melemahnya permintaan domestik. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut