Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kilang Terbesar RI di Balikpapan Segera Beroperasi, Penuhi 25% Kebutuhan BBM Nasional
Advertisement . Scroll to see content

Harga Minyak Mentah RI Diusulkan sampai 85 Dolar AS per Barel di RAPBN 2025

Rabu, 05 Juni 2024 - 17:19:00 WIB
Harga Minyak Mentah RI Diusulkan sampai 85 Dolar AS per Barel di RAPBN 2025
Kementerian ESDM mengusulkan asumsi minyak mentah Indonesia (ICP) dalam RAPBN 2025 berkisar 75-85 dolar AS per barel. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan asumsi minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2025 berkisar 75-85 dolar AS per barel.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif menuturkan, usulan ini didasari realisasi rata-rata ICP hingga Mei 2024 sebesar 81,67 dolar AS per barel dan cenderung turun. Selain itu, usulan besaran ICP ini juga berdasarkan proyeksi Polling Reuters dan Short Term Energy Outlook dari United State-Energy Information Administration-Department of Energy, harga minyak dunia tahun 2025 yang diperkirakan pada kisaran 80,46–87,79 dolar AS per barel.

"Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi harga minyak antara lain Kesepakatan perjanjian pembatasan produksi minyak dari negara-negara OPEC+ (±40 persen produksi minyak dunia); Penguatan nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap beberapa mata uang, termasuk mata uang Indonesia (Rupiah); serta Ketegangan politik di dua kawasan yakni Eropa Timur, dan Timur Tengah," ucap Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Selain itu, Arifin menyampaikan Kementerian ESDM menetapkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk Mei 2024 sebesar 79,78 dolar AS per barel. Angka ini menurun dari ICP April 2024 sebesar 87,61 dolar AS per barel.

Penetapan dilakukan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 261.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Mei 2024 tanggal 3 Juni 2024.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi menyebut, penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh berkurangnya Premium Risk atas faktor geopolitik, seiring dengan memudarnya kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah dan tidak terganggungya pasokan minyak mentah global.

"Selain itu, beberapa faktor lainnya adalah tingginya suku bunga dan inflasi yang menekan permintaan konsumen dan industri, terutama di Eropa, pada saat pasokan meningkat dari produsen non-OPEC seperti Amerika Serikat. Di samping itu, OPEC merevisi turun proyeksi peningkatan minyak dunia kuartal 2 (dua) 2024 pada publikasi Mei 2024 dibandingkan bulan sebelumnya untuk kuartal 2 (dua) tahun 2024 sebesar 0,08 juta barel per hari, menjadi 103,75 juta barel per hari," ucap Agus dalam keterangan resminya, Rabu (5/6/2024).

Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mintah Mei 2024 adalah akibat ketidakpastian perekonomian Amerika Serikat, yang dipicu penundaan penurunan tingkat suku bunga sentral Amerika Serikat untuk meredam inflasi. 

Menurutnya, hal itu menimbulkan kekhawatiran pasar akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, dan berpotensi menurunkan permintaan minyak mentah Amerika Serikat.

"Terdapat pula kekhawatiran pasar akan keseimbangan supply-demand menyusul rencana Departemen Energi AS untuk mengeluarkan 10 juta barel cadangan gasoil di musim panas, yang juga mempengaruhi penurunan harga minyak mentah. Menguatnya nilai tukar dolar AS terdapat mata uang lain juga menyebabkan penurunan harga," tuturnya.

Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh berkurangnya volume minyak mentah yang diproses oleh sejumlah kilang di Asia. Seiring merosotnya marjin penjualan diesel akibat peningkatan pasokan produk dari kilang-kilang baru, dan cuaca yang sejuk di belahan bumi bagian utara.

Selain itu, penurunan crude oil throughput Korea Selatan akibat kebakaran di kilang Daesan sebesar 3,6 persen dan penurunan crude oil throughput Singapura akibat aktifitas maintenance di kilang-kilang milik ExxonMobil sebesar 7,3 persen, bila dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya.

Kemudian, terdapat penurunan konsumsi gasoil di China selama bulan April 2024 sebesar 4,41 persen menjadi 16,51 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya, seiring peningkatan penggunaan kendaraan listrik.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut