Harga Minyak Nyaris Sentuh 100 Dolar AS per Barel di Tengah Ketegangan Rusia-Ukraina
JAKARTA, iNews.id - Harga minyak mentah dunia melonjak pada perdagangan Selasa (22/2/2022) di tengah ketegangan Rusia-Ukraina yang dikhawatirkan akan mengganggu pasokan di seluruh dunia. Harga minyak mentah Brent menyentuh harga tertinggi lebih dari tujuh tahun 99 dolar AS per barel.
Dikutip dari BBC, kenaikan harga yang nyaris menyentuh 100 dolar AS per barel ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan ke timur Ukraina. Tetapi harga kemudian melemah, meskipun negara-negara Barat menanggapi dengan sanksi ekonomi dan bergerak untuk memblokir pipa gas utama Rusia.
Setelah jatuh lebih dari 1,5 persen pada awal perdagangan pada hari Selasa, Wall Street muncul menyusul pernyataan Presiden AS Joe Biden yang menguraikan tanggapan AS. Namun, Dow ditutup turun 1,4 persen, sementara S&P 500 yang lebih luas merosot 1persen dan Nasdaq turun 1,2 persen.
Sebelumnya, indeks Nikkei 225 Jepang ditutup 1,7 persen lebih rendah, dan Shanghai Composite turun hampir 1 persen, tetapi indeks saham di Eropa dan Inggris berakhir datar, dengan FTSE 100 ditutup naik 0,1 persen.
"Barat saat ini melangkah dengan cukup hati-hati," ujar Direktur Investasi AJ Bell, Russ Mould dikutip, Rabu (23/2/2022).
Rusia adalah pengekspor minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi dan produsen gas alam terbesar dunia.
Langkah-langkah yang memaksa negara untuk memasok lebih sedikit minyak mentah atau gas alam akan memiliki implikasi substansial pada harga minyak dan ekonomi global.
Tetapi langkah-langkah yang diumumkan oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Eropa sejauh ini jauh dari apa yang telah diancam jika terjadi invasi.
Sanksi tersebut menargetkan lembaga keuangan, elit dan entitas pemerintah lainnya di Rusia, sebagian bertujuan untuk membatasi kemampuan pemerintah Rusia untuk mengumpulkan uang di pasar keuangan Barat.
Pada hari Selasa, Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengambil langkah signifikan dengan memblokir sertifikasi pipa Nord Stream 2 yang akan memasok gas langsung dari Rusia ke Jerman.
Sejak awal Februari, harga minyak yang sudah naik telah melonjak lebih dari 10 persen di tengah ketegangan.
Direktur Investasi Fidelity International, Maike Currie menyebut, harga minyak bisa naik di atas 100 dolar AS per barel karena kombinasi dari krisis Rusia-Ukraina, musim dingin di AS, dan kurangnya investasi dalam pasokan minyak dan gas di seluruh dunia.
"Rusia menyumbang satu dari setiap 10 barel minyak yang dikonsumsi secara global, jadi ini adalah pemain utama dalam hal harga minyak, dan tentu saja, itu benar-benar akan merugikan konsumen di pompa bensin," katanya.
Sementara, Ekonom Komoditas Capital Economics, Edward Gardner mengatakan, ketegangan Rusia-Ukraina kemungkinan akan membuat harga minyak tetap tinggi, bahkan jika Barat tidak mengambil tindakan yang lebih agresif.
"Bukan kepentingan ekonomi Rusia atau Barat untuk menggunakan perdagangan energi sebagai senjata melawan satu sama lain, tetapi itu tidak berarti itu tidak akan terjadi," tulisnya dalam sebuah catatan.
"Bahkan jika Barat tidak menerapkan sanksi langsung terhadap ekspor energi Rusia, ketegangan dengan Rusia dapat membuat harga minyak lebih tinggi lebih lama," sambungnya.
Editor: Aditya Pratama