Harga Pangan Dunia Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa karena Perang Rusia-Ukraina
PARIS, iNews.id - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyatakan, harga pangan dunia mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Maret 2022. Hal ini disebabkan invasi Rusia ke Ukraina, yang memberi dampak besar pada pasar biji-bijian pokok dan minyak nabati.
Gangguan arus ekspor akibat invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu dan sanksi internasional terhadap Rusia telah memicu kekhawatiran akan krisis kelaparan global, terutama di Timur Tengah dan Afrika. Pasalnya, efek lanjutan mulai terasa.
Rusia dan Ukraina, memiliki wilayah penghasil biji-bijiannya yang luas dan merupakan salah satu lumbung pangan utama dunia. Mereka menyumbang sebagian besar ekspor dunia dalam beberapa komoditas utama, termasuk gandum, minyak nabati, dan jagung.
"Harga komoditas pangan dunia membuat lompatan signifikan pada bulan Maret untuk mencapai level tertinggi yang pernah ada, karena perang di wilayah Laut Hitam menyebarkan kejutan melalui pasar untuk biji-bijian dan minyak nabati," kata FAO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari France24, Minggu (10/4/2022).
Indeks harga pangan FAO, yang telah melaporkan rekor pada Februari, melonjak 12,6 persen pada bulan lalu. Ini membuat lompatan raksasa ke level tertinggi baru sejak didirikan pada 1990. Indeks harga pangan 159,3 poin pada Maret lalu.
Lompatan tersebut termasuk tertinggi baru sepanjang masa untuk minyak nabati, sereal dan daging. Selain itu, harga gula dan produk susu juga naik secara signifikan.
Adapun Rusia dan Ukraina masing-masing menyumbang sekitar 30 persen dan 20 persen dari ekspor gandum dan jagung global, selama tiga tahun terakhir.
Perang terus berkecamuk ketika musim tanam telah dimulai di Ukraina. Ini menyebabkan harga gandum naik hampir 20 persen, dengan masalah yang diperburuk oleh kekhawatiran atas kondisi panen di Amerika Serikat.
Indeks harga minyak nabati FAO melonjak sebesar 23,2 persen. Hal tersebut didorong oleh kuotasi yang lebih tinggi untuk minyak biji bunga matahari, di mana Ukraina adalah pengekspor utama dunia.
Supermarket Spanyol telah menjatah penjualan minyak bunga matahari untuk menghentikan pelanggan menimbun karena kekhawatiran kekurangan akibat perang.
Sementara itu, Amerika Serikat menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin menciptakan krisis pangan global. Sedangkan Prancis memperingatkan, perang telah meningkatkan risiko kelaparan di seluruh dunia.
Konflik tersebut juga telah membuat harga minyak dan gas naik. Ini menyebabkan inflasi meningkat lebih jauh di seluruh dunia dan meningkatkan kekhawatiran hal itu dapat menggagalkan pertumbuhan ekonomi global.
Editor: Jujuk Ernawati