Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Prabowo Tiba di Korea Selatan, Siap Hadiri KTT APEC 2025
Advertisement . Scroll to see content

Harga Tiket Domestik Lebih Mahal dari Internasional, Ini Kata INACA

Minggu, 13 Januari 2019 - 19:40:00 WIB
Harga Tiket Domestik Lebih Mahal dari Internasional, Ini Kata INACA
ilustrasi. (Foto: Okezone.com)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Maskapai akhirnya sepakat untuk mengembalikan harga tiket pesawat seperti sebelum peak season. Harga tiket pesawat rute domestik dikeluhkan calon penumpang karena lebih mahal daripada tiket rute internasional.

Lalu, mengapa tiket pesawat domestik lebih mahal dibandingkan tiket ke luar negeri?

Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA), I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra mengatakan, salah satu penyebab harga tiket pesawat domestik lebih mahal dari internasional karena rute domestik dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen.

"Untuk di dalam negeri kena PPN, sementara di luar negeri tidak kena PPN," kata pria yang kerap disapa Ari itu dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (13/1/2019).

Selain itu, kata Ari, jumlah maskapai yang menggarap rute internasional lebih banyak dibanding rute domestik yang masih sedikit. Sementara itu, kata dia, permintaan untuk domestik lebih tinggi dibandingkan internasional.

"Suplai penerbangan domestik hanya delapan maskapai, sementara yang di luar negeri bisa banyak," ujar Ashkara.

Direktur Utama Garuda Indonesia itu menjelaskan, pemerintah belum pernah mengubah tarif batas bawah dan tarif batas atas sejak 2016. Padahal, harga minyak dan kurs rupiah berubah cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir.

"Bahan bakar juga sudah naik 125 persen. Labour juga mengalami kenaikan. Kami tidak ada mendapatkan kenaikan harga yang terjadi sejak Lebaran Nataru (Natal dan Tahun Baru) 2016, tidak ada yang melebihi batas dari pemerintah," tutur Ari.

Situasi ini menekan kondisi maskapai. Akibatnya, maskapai "bermain" di batas atas. Pada Nataru 2019, Garuda mengoperasikan penerbangan kelas ekonomi dengan subc-lass tertinggi, sehingga harga tiket menjadi mahal.

Pengamat penerbangan Alvin Lie menjelaskan, harga tiket domestik yang tidak kunjung turun sejak peak season disebabkan adanya persaingan harga di pasaran.

"Sejak Oktober 2018 Garuda selalu jual hanya tiket ekonomi sub-class tertinggi (Y-Class). Hal ini membuka peluang bagi yang lain ikutan naik. Semua airlines sedang berdarah-darah akibat perang harga beberapa tahun terakhir," kata Alvin kepada iNews.id.

Menurutnya, kenaikan harga tiket ekonomi dilakukan maskapai untuk menjaga keuangan perusahaan.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut